jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sultan Baktiar Najamuddin menilai langkah pemerintah menghentikan sementara penjualan paket pelatihan dalam Program Kartu Prakerja sudah tepat.
Menurut Sultan, langkah itu telah mengakomodasi keinginan publik yang selama ini menganggap program tersebut tidak tepat sasaran dan memboroskan anggaran negara.
BACA JUGA: Paket Pelatihan Kartu Prakerja Dihentikan, Saleh Dorong Penegak Hukum Turut Lakukan Evaluasi
Namun demikian, Sultan menegaskan sebaiknya pemerintah tidak hanya menghentikan paket pelatihannya, tetapi Program Kartu Prakerja-nya juga disetop.
"Kalau nantinya setelah diperbaiki dan dievaluasi ternyata masih bermasalah, ya yang dihentikan programnya jangan cuma pelatihanya saja," kata Sultan dalam keterangan persnya, Sabtu (4/7).
BACA JUGA: Paket Pelatihan Program Kartu Prakerja Dihentikan, Begini Alasannya
Sultan mengapresiasi langkah penghentian penjualan paket pelatihan dalam program yang menjadi polemik, selama tiga bulan Kartu Prakerja ini berjalan.
Menurutnya, selain menimbulkan pro dan kontra, program tersebut juga berpotensi menjadi bancakan oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
BACA JUGA: Paket Pelatihan Kartu Prakerja Dihentikan, Penegak Hukum Jangan Diam
Dia menjelaskan hal ini bisa dilihat dari hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menemukan sejumlah masalah atas program tersebut.
"Misalnya, keterlibatan delapan perusahaan platform digital dalam Program Kartu Prakerja yang menurut KPK tidak melalui mekanisme pengadaan barang dan jasa pemerintah," jelasnya.
Senator asal Bengkulu itu menambahkan temuan KPK ini menunjukkan lima dari delapan perusahaan tersebut memiliki konflik kepentingan dengan lembaga penyedia pelatihan program itu.
Lebih lanjut Sultan berharap pemerintah dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bisa membuat program pengganti prakerja yang betul-betul bisa mengurangi angka pengangguran.
"Terlebih dampak dari pandemi Covid-19 ini tidak sedikit para buruh dan tenaga kerja yang dirumahkan alias kehilangan pekerjaan," kata dia. (boy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Boy