jpnn.com - PALEMBANG - Si jago merah kembali melalap pemukiman warga Palembang, Sumatera Selatan. Tak tanggung-tanggung, api menghanguskan pemukiman warga di dua rumah tangga (RT) sekaligus. Akibat kejadian tersebut, sekitar 80 rumah dari 149 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi sementara karena rumah tinggal puing-puing.
Data di posko kebakaran yang berada di rumah RT 9, rinciannya di RT 8, 10 rumah yang dihuni 14 KK (49 jiwa). Yang terbanyak di RT 9 yakni 70 rumah dihuni 93 KK dengan total sekitar 700 jiwa.
BACA JUGA: KA Kalimaya Tabrak Pasutri
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Sementara kerugian material masih belum bisa ditaksir.
Informasi di lapangan, kejadian yang terjadi di Jl Mayor Salim Batubara, Lr Rantau, RT 8/3 dan 9/3, Kelurahan Sekip Jaya, Kecamatan Kemuning, terjadi Sabtu (21/6) sekitar pukul 01.00 WIB.
BACA JUGA: Saat Pacaran Baik, Nikah Tak Menafkahi
Api pertama kali muncul di rumah sekaligus warung Mastam (RT 9). Namun untuk penyebabnya belum diketahui.
Saat kejadian rumah tersebut dalam keadaan kosong, karena penghuninya pergi ke Lahat. Api semakin besar lantaran angin pada malam itu cukup kencang sehingga cepat merembet ke rumah-rumah di sekitarnya yang rata-rata semi permanen. Sontak dalam hitungan menit api langsung menghanguskan puluhan rumah.
BACA JUGA: Pasar Dwikora Terbakar, Ratusan Kios Hangus
Beruntung tidak ada korban jiwa. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 03.30 WIB dengan bantuan sekitar 24 unit mobil pemadam kebakaran (Damkar) dari Badan Penggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kota Palembang serta dibantu warga sekitar.
"Katanya ada anaknya saja yang menunggu rumah itu (Mastam,red). Tapi saat kejadian sedang menginap di rumah temannya,” ujar salah satu warga, Rikin, yang rumahnya ikut terbakar.
"Api pertama kecil. Karena ada angina cukup kencang, api cepat menyambar sekitarnya. Kalau korban jiwa jiwa tidak ada, tapi ada yang luka bakar ringan," lanjut Rikin.
Dengan adanya musibah ini, Rikin yang sudah tinggal sejak tahun 1970-an mengharapkan bantuan dari pemerintah sehingga bisa membangun rumah kembali.
“Orang tua saya dari tahun 1950-an tinggal disini. Kami berharap diberi sumbangan supaya bisa bangun rumah,” harap Rikin yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang rujak keliling.
Korban lannya, Rasimun (60), mengaku, tidak tahu mau kemana untuk mengungsi. Dirinya mengaku sudah 20 tahun tinggal di kawasan tersebut sebagai penjual es puter.
"Aku dak tau lagi nak kemano. Seluruhnyo habis cuma tinggal baju yang di badan. Kalu masih ado gerobak dorong yang galak aku pake jual es keliling, aku masih biso bedagang hari ini,” ucapnya.
Sementra itu, Camat Kemuning, Romli yang ditemui di lokasi mengatakan, belum mengetahui secara pasti penyebab kebakaran tersebut.
Kebanyakan warga yang menjadi korban kebakaran adalah orang rantauan dari Pati, Jawa Tengah (Jateng). Di Palembang mereka mencari nafkah, seperti sebagai penjual mie tektek di Benteng Kuto Besak (BKB), es puter, dan kue-kue keliling. Saat kejadian kebakaran, warga sempat mendengar suara ledakan beberapa kali. Diduga ledakan dari tabung gas di rumah warga.
Pasca kebakaran, lokasi sudah diberi garis polisi (police line). Banyak puing-puing bangunan rumah warga yang roboh, termasuk juga kendaraan bermotor seperti sepeda motor bahkan satu unit mobil juga ikut hanggus. Asap juga masih terlihat di beberapa bangunan. Untuk sementara di depan rumah ketua RT 9, Ngatman, didirikan tenda untuk dijadikan posko kebakaran.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Sabaruddin Ginting SIk MSi melalui Kapolsekta Kemuning Iptu Fajar Nuur Akbar ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Api diduga dari salah satu rumah warga. Saat kejadian rumah tersebut dalam keadaan kosong,” ujar Fajar.
Untuk penyebab kejadian, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Penyebabnya belum diketahui apakah arus pendek listrik atau bukan. Kerugian materil belum bisa ditaksir,” pungkas Fajar.
Selain puluhan rumah warga, api juga sempat melalap bangunan SDN 177 yang dekat dengan lokasi kebakaran. Akibatnya satu jendela hangus, beberapa kaca pecah.
"Kami sudah mendapat kabar dari pihak sekolah terkait musibah kebakaran yang juga mengenai ruang perpustakaan dan atap bagunan SDN 177," ujar Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Ahmad Zulinto melalui Kepala Bidang SD Bahrin.
Dikatakan Bahrin, pihaknya akan meninjau lokasi dan segera melakukan perbaikan ruang perpustakaan sehingga tidak menghambat proses belajar mengajar.
Ia mengimbau agar pihak sekolah untuk tidak melakukan aktivitas di sekolah. “Untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan sebaiknya aktivitas di sekolah diliburkan,” jelasnya.
Terpisah, pengunjung dan karyawan Palembang Icon Mall, histeris dan panik lari berhamburan menuju halaman parkiran, Sabtu (21/6) sekitar pukul 16.15 WIB. Asap tebal menghitam penuhi ruangan di dalam gedung, sehingga menyebabkan pegawai dan pengunjung panik.
Menurut penuturan Bintang (24), pegawai Erafone di lantai dua Palembang Icon, sejumlah petugas security yang berjaga, sempat cuek dan tidak menghiraukan bau kabel terbakar yang berada di dalam gedung.
Setelah kepulan asap mengepul dan hampir memenuhi ruangan, baru sejumlah petugas mengeluarkan intruksi untuk mengevakuasi pengunjung dan pegawai yang berada di dalam gedung.
“Petugasnyo nunggu intruksi, jadi lamo baru ngumumke evakuasi. Petugas sempat nunjuk arah tangga lift lantai satu, mungkin api berasal dari situ. Kami sempat panik, kalu tekurung didalam bahayo, asap la ngepul galo,” ungkapnya. (cj1/cj4/cj13/cj7)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Karena Setengah Hati, Saritem Tak Kunjung Mati
Redaktur : Tim Redaksi