Pasar Dwikora Terbakar, Ratusan Kios Hangus

Minggu, 22 Juni 2014 – 06:36 WIB

jpnn.com - SIANTAR - Ada yang menangis histeris, ada yang sibuk menyelamatkan barang-barang dagangan, ada yang hanya menonton dan ada yang berteriak-teriak.

Begitulah suasana saat terjadi kebakaran di Pasar Dwikora Pematangsiantar yang menghanguskan ratusan kios, Sabtu (21/6) pagi. Pedagang berharap, pembersihan segera dilakukan agar mereka bisa berjualan kembali.

BACA JUGA: Karena Setengah Hati, Saritem Tak Kunjung Mati

"Yah! Pajak kita terbakar,” teriak Amel, seorang gadis berusia sekitar 15 tahun kepada ayahnya sembari menangis histeris di tengah riuhnya suasana Pasar Dwikora pagi itu.

Tak jauh di dekat gadis belia itu, api membubung tinggi dan membakar ratusan kios di pasar yang terletak di Kelurahan Suka Dame, Siantar Utara itu, termasuk kios tempat usaha ayahnya.

BACA JUGA: Korsleting Jangan Disiram Air

Bukan hanya Amel, beberapa pedagang juga berteriak histeris menyebutkan nama Tuhan. "Ya, Allah. Kenapa sampai seperti ini. Apa dosa kami?” teriak seorang ibu seraya menangis melihat kobaran api.

"Puasa dan hari raya sebentar lagi. Mau darimana kami mendapatkan uang kalau kami tak jualan lagi. Tolong Pemko memikirkan kesengsaraan kami,” ujar W Haloho, salah seorang pedagang.

BACA JUGA: ABG Otaki Aksi Pencurian Motor

Amatan METRO (JPNN Grup), ratusan pedagang berlarian mengevakuasi barang dagangannya. Sebagian pedagang yang melihat kobaran api hanya menangis histeris karena tak ada barang dagangan mereka yang bisa terselamatkan lagi.

Selain itu, terdengar lontaran cacian dan makian dari mulut para pedagang yang kiosnya terbakar. Makian tersebut diperuntukkan bagi pemadam kebakaran yang terlambat datang.

Api terlihat membesar sekira pukul 04.30 WIB. Namun, hingga pukul 05.30 WIB mobil pemadam kebakaran milik NV STTC yang pertama kali datang. Setengah jam kemudian mobil pemadam kebakaran milik Pemko Siantar baru tiba, pedagang yang kesal terus melontarkan makian kepada petugas pemadam.

Menurut sejumlah pedagang, api pertama kali terlihat dari kios milik pedagang Marga Lubis yang menjual tikar, sekira pukul 04.30 WIB. Namun, karena masih terlalu pagi, pengunjung dan pedagang tidak mengetahui sumber api.

Saat api mulai membakar seluruh kios pedagang tikar tersebut, warga baru mengetahui bahwa api mulai merambat ke kios lainnya.

Salah seorang pedagang Boru Mapaung (60) mengatakan, awalnya sejumlah pedagang yang mulai melakukan transaksi di sekitaran Jalan Patuan Anggi sudah melihat gumpalan asap putih yang keluar dari sekitaran kios. Namun, gumpalan asap tersebut dikira seorang pedagang yang membakar sampah.

"Sudah banyak yang melihat. Tapi dikiranya cuma orang bakar sampah. Pas api sudah besar baru semua sibuk. Lagian di daerah situ, lokasi jualannya adalah pakaian dan buka jam 08.00 WIB. Makanya asap itu dikira asap dari sampah. Kami mengira yang bakar sampah adalah mereka yang jaga malam,” ucapnya.

Wanita yang berprofesi sebagai pedagang ikan tersebut menjelaskan, setelah mengetahui adanya api, para pedagang bergotong-royong mengangkat air untuk memadamkan.

Namun, tetap saja tidak berhasil karena barang yang ada di dalam kios adalah benda yang mudah terbakar dan angin pagi itu cukup kencang.

“Anginnya kencang, sudah gitu isinya yang mudah terbakar seperti tikar plastik. Makanya apinya enggak bisa mati dan semakin besar,” ucapnya lagi.
Hal serupa diucapkan Hendri (27), salah seorang pedagang ayam potong. (lud/des)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas, 8 Perlintasan KA di Bandung Tak Berpalang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler