Panas! Presiden Minta Status Darurat Militer Diperpanjang

Kamis, 20 Juli 2017 – 03:38 WIB
Marinir Filipina patroli di Kota Marawi. Foto: AFP

jpnn.com, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta penetapan status darurat militer di kepulauan Mindanao diperpanjang.

Bukan dalam hitungan hari, melainkan hingga akhir tahun nanti. Duterte mengaku, butuh waktu lebih lama untuk membersihkan militan dari seluruh Mindanao.

BACA JUGA: Jet Tempur Militer Filipina Salah Sasaran, Dua Tentara Tewas, 11 Luka

Batas waktu yang ada saat ini tidak akan cukup.

Duterte menandatangani status darurat militer pada 23 Mei saat militan Maute dan Abu Sayyaf menguasai Kota Marawi di Provinsi Lanao del Sur, kepulauan Mindanao.

BACA JUGA: ISIS di Irak Keok, Polri Makin Waspada

Kongres menyetujui langkah Duterte saat itu, tapi status tersebut hanya berlaku selama 60 hari atau berakhir pada 23 Juli mendatang.

Dengan kata lain, Militer Filipina (AFP) hanya punya waktu empat hari untuk menyingkirkan militan Maute dan para pendukungnya dari Marawi.

BACA JUGA: Presiden Ogah Terima Ajakan Berdamai

''Tujuan utama dari perpanjangan ini adalah membuat pasukan kami terus melakukan operasi tanpa dibatasi dengan deadline,'' ujar juru bicara kepresidenan Ernesto Abella membacakan surat Duterte untuk kongres.

Rencananya, pembahasan status darurat militer itu dilanjutkan atau dihentikan Sabtu (22/7). Namun, ternyata pembahasan dipercepat.

Dia juga meminta kongres tidak lagi memberikan perlindungan hukum kepada orang-orang yang telah ditahan tanpa surat perintah pengadilan.

Dengan status darurat militer, Duterte dan AFP bisa menangkap siapa saja yang dianggap mencurigakan.

Pemimpin yang biasa dipanggil dengan sebutan Digong itu ingin pasukannya fokus membebaskan Marawi.

Dengan begitu, proses rehabilitasi dan pembangunan kembali kota dengan mayoritas penduduk muslim tersebut bisa dilakukan.

Sejak pertempuran di Marawi mencuat, sebagian besar bangunan di kota itu kini rata dengan tanah.

Sebagian penduduk di pengungsian berang karena tak bisa kembali pulang dan bekerja setelah pertempuran usai nanti.

Duterte berusaha menenangkan mereka dengan membentuk satuan tugas khusus untuk membangun kembali Marawi.

Pemerintah sudah menyiapkan dana sebesar 20 miliar peso atau setara Rp 5,25 triliun.

Belum diketahui kapan pertempuran Marawi bakal usai. Jumlah militan Maute di Kota Marawi tinggal sekitar 60 orang.

Meski begitu, AFP belum bisa menaklukkan mereka. Selama sembilan bulan belakangan, Maute sudah empat kali bertempur dengan AFP.

Permintaan perpanjangan darurat militer tersebut menjadi bahan kritik senator yang tidak pro pada Duterte.

Menurut mereka, itu adalah bagian dari penyalahgunaan kekuasaan dan kemunduran demokrasi.

Kongres ingin Duterte membuat paparan secara menyeluruh tentang situasi di Marawi sebelum meminta perpanjangan.

Prosesnya akan dijalani sesuai aturan, bukan dengan cara tergesa-gesa. (Reuters/AFP/Philstar/sha/c17/any/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Semua Gedung Hancur Karena Perang, Kecuali Masjid Ini


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler