Panda Nababan Masih Jauh dari Tahanan

KPK Merasa Belum Perlu Lakukan Penahanan

Jumat, 01 Oktober 2010 – 02:20 WIB

JAKARTA - Meski berstatus tersangka suap, namun posisi Panda Nababan sebagai anggota DPR sepertinya akan menguntungkanPasalnya, atas pertimbangan masih sebagai anggota DPR pula maka KPK belum perlu menahan Panda.

"Tergantung, dan kita usahakan tidak

BACA JUGA: Kasus Langkat Tunggu Gelar Perkara

Sementara itu kan mereka masih aktif juga, kita menghormati itu, mereka kooperatif," ujar Wakil Ketua KPK, Bibit Samad Rianto, saat dihubungi, Kamis (30/9).

Bibit menambahkan, soal penahanan itu merupakan kewenangan penyidik
"Diserahkan kepada penyidik

BACA JUGA: Peringatan Sumpah Pemuda 2011 di Riau

Biarkan saja bergulir terus," tandasnya,

Seperti diketahui, KPK telah menetapkan 26 tersangka suap pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS) BI pada tahun 2004
Dari 26 tersangka itu, ada dua anggota DPR yang masih aktif, yaitu Panda Nababan dan Soewarno

BACA JUGA: DPD Minta Sultan Jogja Bersabar

Keduanya adalah anggota Fraksi PDIP.

Menurut Bibit, penyidikan kasus suap itu tidak akan dihentikan"Kasus jalan terusYang jelas bukti ada di kita," sambung mantan polisi dengan pensiunan akhir mayor jendral itu.

Ditegaskan pula, KPK sudah melakukan upaya lain untuk kepentingan penyidikanDi antaranya adalah permintaan ke Imigrasi untuk mencegah 26 politisi DPR periode 1999-2004"Yang jelas sudah dicegah ke luar negeri," pungkasnya.

Kemarin, KPK juga memeriksa Panda NababanSelama hampir 4 jam, Panda yang berstatus tersangka diperiksa KPK sebagai saksi bagi rekan-rekannya di FPDIP yang juga jadi tersangka

Keluar dari gedung pukul 12.50, Panda mengaku menjawab 19 pertanyaanNamun ia tidak menjawab saat ditanya soal pihak yang memberinya cek lawatan"Belum, belum tahuIni baru saksi ajaSudah-sudah," pungkasnya.

Selain itu, KPK juga memeriksa Ketua Fraksi PDIP DPR, Tjahjo KumoloKepada wartawan, Tjahjo mengaku menjawab pertanyaan penyidik soal mekanisme keputusan FPDIP memilih Miranda Gultom sebagai DGS BI"Dari fraksi, atas putusan dari Partai (DPP PDIP)," ucapnya.

Namun Tjahjo mengaku tidak tahu perihal pertemuan di Hotel Dharmawangsa antara FPDIP dengan Mioranda Gultom sebelum pemilihan DGS BI 2004 digelarMeski begitu Tjahjo menganggap pertemuan itu hal biasa"Kebetulan saya tidak tahu (pertemuan Dharmawangsa)Kalau ada yang mau kenalan dengan calon (DGS BI) kan sah-sah saja," tandasnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibentuk Tim Khusus Awasi Daerah Rawan Korupsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler