jpnn.com - jpnn.com - Petani di Sulawesi Utara (Sulut) kini diliputi kekhawatiran menjelang panen raya di bulan Maret dan April 2017. Alasannya, pada masa itu harga gabah dan jagung akan turun yang tentunya akan merugikan petani.
Kekhawatiran itu disampaikan Jhony Wuse, petani asal Talawaan, Minahasa Utara, Kamis (9/2). Kepada Manado Post (Jawa Pos Group), Wuse mengatakan saat ini saja harga gabah dan jagung sudah turun.
BACA JUGA: Mentan Janjikan 20 Ribu Hektar Kebun Jagung di Malaka
Wuse menyebut, gabah kering panen (GKP) dihargai Rp 4.700-5.000 per kilogram yang sebelumnya Rp 7.000 per kilogram. Sementara jagung dari Rp 3.500 per kilogram turun menjadi Rp 2.500 per kilogram.
“Nanti pada Maret dan April masuk panen besar. Dipastikan pada masa itu harga bisa turun lagi," katanya.
BACA JUGA: Toko Tani Indonesia Jual Pangan Murah Berkualitas
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sulut Lexi Solang mengatakan, ada dua penyebab turunnya harga gabah dan jagung. Pertama, karena banyaknya panen raya sesuai hukum permintaan dan penawaran. Kedua, adanya pasokan dari luar daerah.
"Ini yang perlu dijaga dari kestabilan harga gabah dan jagung tersebut," kata Solang. Dia berharap pemerintah agar segera mengantisipasi penyebab turunnya harga dari dua jenis komoditas tersebut.
BACA JUGA: DPR Optimis Indonesia Mampu Ekspor Beras
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sulut Ir Arie Bororing, mengakui turunnya harga gabah dan jagung karena panen raya di daerah. Menurutnya, penurunan harga itu terjadi atas dasar hukum permintaan.
Namun, Bororing berjanji akan tetap menjaga kepentingan petani dengan menjaga kestabilan harga gabah dan jagung.
"Intinya, pemerintah tetap berupaya menjaga harga gabah dan jagung supaya bisa juga menguntungkan petani," tandas Bororing. (ctr-04)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Amran Minta Generasi Muda Tak Diberi Kepalsuan
Redaktur : Tim Redaksi