jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago membeberkan tiga cara untuk meredam politik identitas dan keterbelahan publik saat Pilpres 2024 mendatang.
Pangi mengatakan politik identitas telah menyebabkan keterbelahan publik pada Pilpres 2019.
BACA JUGA: PBNU Bersikap Tegas Soal Politik Identitas
"Lukanya cukup menganga dan lebar. Puncak dari keterbelahan itu kita bisa menyaksikan bagaimana pengeroyokan terhadap Ade Armando," kata Pangi dalam keterangan tertulis, Kamis (8/9).
Menurut Pangi, Indonesia sebagai bangsa yang kuat, tidak boleh ada lagi tempat atau ruang untuk membuka 'kotak pandora' politik identitas dengan polarisasi isu yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
BACA JUGA: Di Mukernas Bamusi, PDIP Haramkan Politik Identitas dalam Menangkan Pemilu 2024
Pangi menyebut ada tiga cara yang harus dilakukan guna meredam politik identitas dan keterbelahan publik.
Pertama, minimal harus terdapat tiga pasang calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024 nanti sehingga ada pemecah gelombang.
BACA JUGA: Golkar-PSI Punya Kesamaan, Berkomitmen Hindari Politik IdentitasÂ
"Hal itu agar tidak terulang kembali kontestasi 'rematch' Pilpres 2014 dan 2019 dengan kekuatan 'head to head' (bipolar) bertumpu pada dua kutub pasangan calon presiden," ujar Pangi.
Kedua, harus ada penegakan hukum yang adil 'tanpa diskriminatif' terhadap para buzzer politik, tim sukses, relawan maupun calon presiden apabila terbukti menggunakan politik identitas.
"Mesti ada sanksi yang keras dan tegas berupa pidana dan pemotogan masa waktu kampanye agar ada efek jerah," ujar Pangi
Ketiga, lanjut Pangi, harus ada konsensus dan komitmen bersama untuk tidak lagi menggunakan narasi politik identitas dan isu-isu SARA yang merusak tatanan simpul kehidupan berbangsa dan bernegara.
Turut diketahui, berdasarkan survei Voxpol Center Research and Consulting pada Juli 2022, masyarakat Indonesia lebih menginginkan Pilpres 2024 diikuti minimal tiga pasang Capres-Cawapres.
"Data survei Voxpol Center Research and Consulting pada Juli 2022 menunjukkan 40,6 persen preferensi masyarakat menginginkan Pilpres 2024 sebaiknya diikuti lebih dari dua pasang capres/cawapres," ujar Pangi. (cr1/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Dean Pahrevi