Panglima TNI: Antisipasi Dampak Negatif Kemajuan Teknologi

Jumat, 27 April 2018 – 07:28 WIB
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto didampingi Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, saat memberikan pengarahan dihadapan 2.200 Prajurit TNI dan Polri, bertempat di Pontianak, Kalbar, Kamis (26/4). Foto: Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Kemajuan teknologi membawa dampak positif mempercepat arus informasi dan mempermudah akses terhadap informasi. Di sisi lain juga mempunyai dampak negatif meningkatnya penipuan, kejahatan cyber, berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech).

Untuk itu, prajurit TNI dan Polri harus mengantisipasi dampak negatif yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

BACA JUGA: Pendaftaran TNI 2018, Ada Kuota Khusus Daerah Perbatasan

Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto didampingi Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, saat memberikan pengarahan dihadapan 2.200 Prajurit TNI dan Polri, bertempat di Aula Kubu Resort Jl. Ahmad Yani 2 Kubu Raya Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (26/4/2018).

Panglima TNI menjelaskan kemajuan teknologi saat ini membawa nilai positif bagi kehidupan manusia, namun juga memiliki beberapa paradoks yang perlu dicermati diantaranya ancaman siber (cyber threats), biologi (bio threats) dan kesenjangan (inequality threats), dimana masing-masing ancaman tersebut memiliki alasan tersendiri untuk terus diwaspadai.

BACA JUGA: Generasi Penerus Tak Akan Tahu Sejarah Tanpa Ini

“Ancaman siber menjadi perhatian utama, mengingat lebih dari separuh penduduk dunia telah terhubung dengan dunia cyber dan tiga perempat waktunya dihabiskan di dunia maya,” katanya.

“Saat ini kita menikmati berbagai layanan di media sosial dengan gratis. Sadarilah bahwa informasi tentang diri kita sesungguhnya sedang menjadi komoditi dan diperdagangkan di media sosial tersebut,” ungkap Marsekal Hadi.

BACA JUGA: MDHW Pertemukan TNI, Polri, dan Ulama di Aceh

Menurut Marsekal Hadi, tidak menutup kemungkinan adanya ancaman-ancaman tersebut bisa terjadi dalam pelaksanaan pesta demokrasi Pilkada Serentak tahun 2018 di 171 wilayah seluruh Indonesia dan Tahapan Pemilu 2019.

“Kegiatan pesta demokrasi tersebut akan diwarnai dengan pengerahan massa dan kampanye yang rawan disusupi oleh berbagai isu negatif dan berpotensi untuk berkembang menjadi tindakan yang lebih ekstrim atau anarkisme,” ujarnya.

“Saya beserta Kapolri sepakat bahwa sudah menjadi tugas TNI dan Polri dalam Pilkada serentak 2018 maupun Tahapan Pemilu 2019 untuk menjamin kelancaran, keamanan, dan kesuksesannya,” kata Panglima TNI.

Panglima TNI juga mengatakan bahwa TNI-Polri harus memegang teguh netralitas dan pedomani sebagai penjabaran dan pelaksanaan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. “Tidak ada toleransi bagi pelanggaran terhadap netralitas tersebut,” tegasnya.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihatlah, Pengedar Sabu-Sabu Tertunduk di Depan Anggota TNI


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler