Panglima TNI: Semangat ISIS Mulai Terasa di Indonesia

Rabu, 10 September 2014 – 23:42 WIB
Panglima TNI, Jenderal Moeldoko bersama Tokoh Ormas Islam Indonesia antara lain Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj serta organisasi massa Islam lainnya dalam rangka membahas perkembangan kelompok radikal dan ISIS, di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (10/9). Foto Dispenum Puspen TNI for JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Panglima TNI, Jenderal TNI Dr Moeldoko mengatakan bendera Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sudah berkibar di sejumlah tempat di Indonesia antara lain di Solo, Jambi, Pekanbaru dan Aceh Timur. Tapi secara organisasi menurut Panglima TNI, memang belum kelihatan.

Hal tersebut dikatakan Moeldoko saat pertemuan dengan Tokoh Ormas Islam Indonesia antara lain Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj serta organisasi massa Islam lainnya dalam rangka membahas perkembangan kelompok radikal dan ISIS, di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (10/9).

BACA JUGA: Tiba di Kalbar, 2 Anggota Polda Dijebloskan ke Sel

"Secara organisasi, ISIS memang belum hadir di Indonesia, namun semangat ISIS sudah bisa dirasakan di Indonesia," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

Guna mengantisipasi penyebaran pengaruh ISIS, TNI kata Moeldoko, ingin mendengar masukan dari organisasi massa Islam. "Semangat Muhammadiyah dan NU yang memiliki cita rasa toleransi diharapkan dapat menghentikan paham seperti itu yang dapat mengancam persatuan Indonesia. Kita ingin kelahiran semangat ISIS bisa diantisipasi dan dapat memakamkan pemahaman tersebut agar tak berkembang di Indonesia," ujar Panglima TNI.

BACA JUGA: Pendiri Ingin Demokrat Makin Selektif Terhadap Kader

Selain itu, pertemuan juga ditujukan untuk mempererat tali persaudaraan antara TNI dengan Tokoh Ormas Islam Indonesia dalam memahami tentang kegiatan kelompok radikal maupun organisasi ISIS untuk mengambil langkah-langkah penyelesaian agar tidak berkembang lebih jauh lagi di seluruh wilayah Indonesia serta untuk mencegah agar masyarakat tidak terpengaruh oleh kelompok tersebut yang dapat mengganggu kedaulatan, keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa.

Di tempat yang sama, Din Syamsudin mengatakan, ISIS adalah produk lama tetapi menggunakan merek baru, jika pemahamannya diterapkan maka dapat menimbulkan malapetaka di Indonesia. "Ada kontinuitas perubahan yang terjadi. Ditarik ke radikalisme Islam," kata Din Syamsudin.

BACA JUGA: KPK Masih Rahasiakan Tuntutan Anas

Sementara Said Aqil Siradj menjelaskan, masyarakat harus menyuburkan rasa nasionalisme dahulu, baru memperkuat semangat Islam. Negara Islam yang hampir 100 persen penduduknya muslim seperti Somalia dan Afganistan bisa berantakan karena tidak ada rasa nasionalisme. "Negara Islam yang memiliki penduduk muslim 100 persen pun akan berantakan jika tidak ada rasa nasionalisme," pungkas Said Aqil Siradj. (fas/jpnn)
 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KMP Gelar Pertemuan Tertutup di Rumah Akbar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler