jpnn.com, JAKARTA - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) menerima laporan persoalan seputar tes CPNS 2018. Salah satu laporan ada peserta tes CPNS yang kesulitan untuk mencetak kartu ujian CAT. Padahal, dia sudah dinyatakan lulus seleksi administrasi.
Memang sebelumnya dia dinyatakan tidak lulus, tapi setelah ada perbaikan di masa sanggah pelamar itu dinyatakan lulus.
BACA JUGA: Tes CPNS Kacau, Ujian Digelar Tengah Malam Hingga Pagi
”Masalahnya peserta itu tak bisa mencetak kartu ujian karena sistem yang sudah dikunci. Itu ada orang Lampung, di Padang juga ada. Di Jawa Tengah dan Madiun juga. Sore ini (Sabtu, red) kami dapat update laporan sudah ada yang bisa,” kata Ketua tim ORI untuk penanganan CPNS 2018 Dominikus Dalu, seperti diberitakan Jawa Pos.
Yang lebih parah, ada gangguan server yang berdampak pada banyak peserta. Domi menuturkan kejadian itu seperti di Jawa Tengah dan Lampung. Ujian CAT akhirnya ditunda.
BACA JUGA: Dari Jakarta ke Banda Aceh Ikut Tes CPNS, Ternyata Ditunda
”Yang di Jawa Tengah ditunda sampai 28 Oktober. Nah yang Lampung itu, sampai hari ini (Sabtu, Red) belum jelas akan diadakan lagi kapan,” jelas dia.
Sabtu sore, ORI menerima laporan ujian CAT untuk Kementerian Hukum dan HAM yang ada di Jogjakarta bahkan diselenggarakan hingga subuh. Sesi II dimulai pukul 16.00, berlanjut terus ke sesi III dan terakhir sesi VIII dimulai pukul 04.00 hingg pukul 05.30.
BACA JUGA: Tes CPNS 2018, 186 Laptop Tidak Berfungsi
Pemberitahuan itu disampaikan lewat selembar kertas yang diberi stempel basah Kantor Wilayah Kemenkumham Daerah Istimewa Jogjakarta. Tertulis, 27 Oktober 2018.
”Cuma lihat jadwal di Yogya masa tes sampe dini hari ini tidak benar. Ya kelihatan sangat tidak profesional,” ujar dia.
Domi mendapatkan gambar jadwal ujian itu dari perwakilan ORI di Jogjakarta. Salah satu masalah yang membuat ujian digeser hingga malam karena ujian CAT mulai pagi kemarin belum bisa dilaksanakan. Sehingga digeser hingga malam. ”Karena pagi belum siap jadi digeser sampai malam. Subuh. Prihatin,” ungkap dia.
Selain itu, ORI juga mendapatkan laporan bahwa ada persoalan teknis terkait laptop yang dipergunakan untuk ujian. Informasi yang dia terima, semestinya ada 450 laptop yang dikirim dari Jakarta. Tapi yang terkirim hanay 240 unit.
”Info BKN, truk yang bawa laptop tidak bisa dilacak, sopir dan kernet gak bisa ditelepon. Ini agak aneh,” jelas dia menirukan laporan dari perwakilan ORI Jogjakarta.
Tentu kesalahan itu sangat merugikan peserta. Bayangkan saja mereka jauh-jauh datang ke lokasi ujian. Bahkan, ada yang berasal dari luar kota dan tentu membutuhkan ongkos untuk transportasi yang tidak sedikit. ORI menganggap bahwa persoalan itu sangat berpotensi pada tindakan maladminitrasi oleh panitia CPNS.
”Servernya itu rupanya tidak dipersiapkan dengan baik oleh panitia di daerah di pusat ya. Koordinasi kurang. Ini betul-betul disayangkan. Padahal sudah wanti-wanti,” ungkap dia.
Ada rencana dari ORI untuk memanggil panitia tes CPNS untuk membahas masalah itu pada Rabu (31/10). Instansi yang akan dipanggil mulai dari BKN, BPKP, dan Kemenristekdikti. ”Semua panggil untuk supaya ada kejelasan pelaksanaan. Semrawut gini,” tegas Domi. (wan/jun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua Komisi X: Pengangkatan Honorer K2 Bukan soal Keajaiban
Redaktur & Reporter : Soetomo