"Mantan Ketua KSSK itu mengakui bahwa dirinya tertipu oleh data yang disodorkan Bank Indonesia terkait krisis yang terjadi di Bank Century
BACA JUGA: Patrialis Jamin Anggodo Tak Diistimewakan
Pansus harus mendalami proses penipuan itu," pinta Ketua Kolektif Kompak, Fadjroel Rachman, di press room DPR Jakarta, Jumat (15/1) saat berdiskusi yang juga diikuti oleh dua anggota pansus Bambang Soesatyo (Golkar) dan Akbar Faisal (Hanura).Sebelumnya, pada Rabu, (13/1) mantan Ketua KSSK Sri Mulyani menegaskan bahwa dirinya hanya bertanggung jawab sebesar Rp632 milyar dari keseluruhan Rp6,7 triliun dana bailout Bank Century
BACA JUGA: KPK Periksa Bibit dan Chandra
Pengakuan Sri Mulyani tersebut diperkuat oleh mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Kamis (14/3) saat dimintai keterangan oleh PansusDengan adanya pengakuan Sri Mulyani dan sudah ada pula saksi, maka debat soal apakah kasus ini sistemik atau tidak menjadi tak terlalu penting
BACA JUGA: 2014, Semua Tanah Bersertifikat
"Terlepas apakah itu berdampak sistemik atau tidak, maka uang negara yang semula akan dipergunakan hanya Rp632 milyar, sesuai arahan Sri Mulyani lalu menjadi Rp6,7 triliun dengan berbagai argumentasi dengan sendiri batalUntuk lebih terangnya, pansus harus mengkonfrontir ketiga saksi secara bersamaan masing-masing Sri Mulyani, Boediono dan JK," saran Fadjroel.Bagaimana caranya Sri Mulyani tertipu, dan kemana mengalirnya uang hasil penipuan tersebut karena jumlahnya penipuannya sangat besar yakni sekitar 960 persen dari jumlah yang disetujui KSSK sebesar Rp632 milyar, imbuh Fadroel.
Di tempat yang sama, Effendi Gazali mengingatkan secara proporsional menempatkan saksi/terperiksa yang sementara ini paling tinggi dipanggil adalah mantan Gubernur Bank Indonesia"Bukan Wakil PresidenDengan persepsi yang seperti itu, jelas yang datang ke pansus bukan wakil presiden tapi mantan gubernur BI Boediono, sehingga tidak tepat selalu digunakan istilah hadirnya 'Simbol Negara'.
Jika mengikuti alur pikir bahwa kehadiran Boediono di pansus sekaligus sebagai simbol negara, mestinya semua yang ada di dalam ruangan Pansus DPR adalah juga 'simbol negara'"Anggota Pansus yang juga menjadi korban jawaban yang berputar-putar atau terkena jawaban 'tidak tahu' adalah juga 'simbol negara'," kata Effendi Gazali.
Sementara itu, anggota Pansus Bambang Soesatyo dan Akbar Faisal menyatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Kompak adalah bagian dari tuntutan Pansus"Kami juga menjadikan hal itu sebagai kosern kami," kata Bambang.
Sedang Akbar Faisal menegaskan bahwa Kompak sebagai supporter bagi Pansus"Supor Kompak dan berbagai elemen masyarakat sangat membantu pansus untuk menuntaskan skandal Bank Century secara transparan dan akuntabel," ungkap Akbar Faisal.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Milyar Bansos APBD Dikorupsi
Redaktur : Tim Redaksi