Para Guru Honorer Menangis di Kantor Bupati, Curhat Gaji Sebulan Rp 50 Ribu

Jumat, 18 Oktober 2019 – 06:45 WIB
Pertemuan guru honorer dan pemkab. Foto : Pojokpitu

jpnn.com, PAMEKASAN - Ratusan guru honorer nonkategori mendatangi kantor Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Mereka adalah kumpulan ratusan guru yang yang mengatasnamakan Forum Guru Honorer (FGH) nonkategori di lingkungan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pamekasan, Madura, Jawa Tmur.

BACA JUGA: 3 Syarat Guru Honorer dapat Gaji Minimal Setara UMR atau PNS IIIA

 

Para guru honorer itu meminta kepada pemerintah perhatian terhadap kesejahteraan dan kejelasan status.

BACA JUGA: Muhadjir: Sejatinya Kemendikbud Ingin Gaji Guru Honorer Setinggi-tingginya

Mereka meminta kesejahteraan diperhatikan selama ini gaji guru honorer yang terima tidak sebanding dengan perjuangan dan pengabdian.

Para guru juga meminta diterbitkan surat keputusan (SK) pengangkatan dari Dinas Pendidikan.

BACA JUGA: Miris, Gaji Guru Honorer dan GTT Lebih Rendah dari Buruh Pabrik

Penerbitan SK itu bukan menuntut untuk diangkat menjadi PNS, melainkan sebagai syarat untuk mengikuti pendidikan profesi guru (PPG) dan juga diminta bisa menerbitkan jaminan sosial.

Salah satu honorer SDN di lingkungan Pamekasan, Nur Ismi menyampaikan, jeritan hatinya sambil menangis di depan Wakil Bupati Pamekasan dan pejabat lainnya di ruangan Pemkab Pamekasan.

Guru yang sudah 15 tahun mengajar ini mengaku digaji mulai Rp. 50 sampai Rp 350 ribu per bulan masuk setiap hari dari Senin sampai Sabtu. Ia mengaku tidak cukup untuk keperluan setiap hari.

"Saya pernah mengadu ke pihak sekolah agar gaji dinaikkan, tetapi pihak sekolah tidak bisa menaikkan, lantaran Bantuan Operasi Sekolah (BOS) tidak bisa menganggarkan lebih dari itu," tutur Nur Ismi.

Sementara itu Wakil Bupati Pamekasan, Rajae mengatakan akan menampung semua keluhan dari guru honorer nonkategori. Pihaknya akan mengkaji secara mendalam.

"Kami sudah melakukan inventarisasi semua jenjang sekolah di lingkungan Kabupaten Pamekasan, kemudian nanti akan mengukur dengan beban APBD Pamekasan," tutur Rajae.

Setelah melakuan audiensi dan mendengar penjelasan Wakil Bupati Pamekasan bersama pejabat lainnya, ratusan guru honorer Pamekasan ini langsung membubarkan diri.(end/pojokpitu/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler