Dua orang ini, Haryono Suyono dan Soedomo, pernah menjadi menteri kepercayaan mantan (almarhum) Presiden Soeharto pada era Orde BaruKini, usia mereka sudah sama-sama sepuh
BACA JUGA: Ajak Sering Berolahraga, Hindarkan Berpikir Negatif
Apa yang membuat keduanya tetap bersemangat berkegiatan sosial?--------------------------------------
ANGGIT-RIDLWAN, Jakarta
--------------------------------------
PADA 20 September mendatang, umur Soedomo 83 tahun
BACA JUGA: Aktifitas Para Napi Kasus Korupsi di LP Cipinang
Setidaknya, hal itu tampak pada penampilannya ketika ditemui di kantor Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) di lantai 2 Menara Kuningan, Jakarta, Kamis (2/7).Pria yang akrab disapa Pak Domo itu memang aktif di Yastroki
BACA JUGA: Uang Kurang, Belum Lunasi Fee Pengacara
''Saya bahagia bisa mengabdi di sini,'' ujar mantan Menko Polkam itu.Yastroki didirikan pada 17 Januari 1989 di JakartaTujuannya, membantu menurunkan insiden dan dampak stroke''Alhamdulillah, kami dipercaya mengelola dana dari Pak Harto (almarhum mantan Presiden Soeharto) melalui Yayasan Damandiri sekitar Rp 5 miliar untuk operasional,'' jelasnya
Hubungan Soedomo dengan Soeharto memang sangat akrabPada 1975, dia dipercaya menjadi panglima komando operasi pemulihan keamanan dan ketertiban (Pangkopkamtib)
Saat itu, Soedomo dikenal sebagai pejabat yang tegas dan berkomitmen pada aturanMeski harus berhadapan dengan gerakan mahasiswa dan kritik dari kanan-kiri, Soedomo tetap kukuh pada aturan yang sudah ditetapkan hingga lembaga itu dibubarkan pada 1988''Hubungan saya dengan Pak Harto sangat baik,'' ungkapnya.
Selain menjadi Pangkopkamtib, Soedomo pernah dipercaya menjabat menteri tenaga kerja dan transmigrasi, Menko Polkam, dan ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
Saat ditanya soal aktivitas politiknya, dia malah tersenyum''Sekarang ini memang masanya orang-orang yang muda-muda,'' katanya
Soedomo mengaku pernah bertemu SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) sejak masih menjadi taruna di Akmil''Saya sudah bintang empat, dia masih tarunaJadi, sampai sekarang dia masih hormat sama saya,'' ujarnya.
Pada masa tuanya, Soedomo memang lebih melibatkan diri dalam aktivitas sosialDi Yastroki, dia aktif berkeliling ke daerah untuk mengingatkan bahaya stroke''Selain bicara, tentu saya juga harus sehatMasak jadi ketua yayasan stroke, lalu saya sendiri kena stroke,'' ungkapnya lantas tertawa.
Ketika ditanya resepnya yang tampak bugar pada usia lanjut, Soedomo mengaku tidak punya kiat khusus''Kalau makan enak, jangan banyak-banyakSate kambing boleh, tapi secukupnya saja,'' jelasnya.
Dr Hardhi Pranata SpS MARS, salah seorang anggota tim dokter kepresidenan yang juga pengurus Yastroki, menceritakan, sampai sekarang Soedomo masih doyan sate kambing''Tapi, porsinya nggak banyak kan Pak,'' ujar Hardhi yang saat itu sedang berada di kantor Yastroki mendampingi Soedomo.
''Ada lagi (resepnya)Harus sering lihat-lihat goyangan Inul,'' kata Soedomo lalu tertawa keras-keras.
Dia menuturkan, dirinya juga masih kuat rutin berolahragaSelain golf, dia sesekali menyelam''Kalau di Sulawesi, saya menyelam di Likupang, dekat Bitung, Sulawesi Utara,'' ucapnya.
Mantan petinggi TNI Angkatan Laut itu juga masih ahli menjelaskan detail penyelaman''Tabung atau tangki press air itu ada ukurannyaMisalnya satu jam, kalau sudah habis, ya naikJangan dipaksakanSesuaikan dengan ukuran napas,'' tegasnya.
Selain Soedomo, menteri kepercayaan Pak Harto pada era Orde Baru adalah Prof Dr Haryono SuyonoKarirnya mulai menonjol pada 1983-1993, ketika dipercaya menjadi kepala BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)Saat itulah, namanya dikenal luas sebagai salah seorang arsitek program KB di Indonesia yang cukup suksesKemudian, berturut-turut dia dipercaya menjadi menteri negara kependudukan dan kepala BKKBN di Kabinet Pembangunan VI (1993-1998), Menko Kesra dan Taskin, dan kepala BKKBN di Kabinet Pembangunan VII (1998)Hingga Soeharto lengser pun, dia masih dipercaya menjadi menteri, yakni Menko Kesra dan Taskin di Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999)
Kini, meski sudah tak lagi menjadi bagian dari pemerintahan, kakek sembilan cucu itu masih aktif memimpin sejumlah yayasanDi antaranya, Yayasan Damandiri yang bergerak di bidang pemberdayaan keluarga, Yayasan Stroke Indonesia bersama mantan Menkopolkam Soedomo, serta Yayasan Indra dan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS)Haryono mengendalikan lembaga yang terakhir itu bersama dengan mantan Gubernur Jawa Timur MNoer
''Kalau dihitung-hitung, kegiatan saya masih sangat banyakSenin-Jumat tak pernah putusSedangkan Sabtu dan Minggu merupakan hari cucuHari itu sudah tak bisa diganggu,'' ungkapnya
Seminggu dua kali pria yang meraih master ilmu bidang sosial di University of Chicago itu juga menghabiskan waktu bermain golfAkhir pekan itu, Haryono menyempatkan diri mendatangi cucu-cucunya.
Meski bukan lagi pejabat, Harry -panggilan akrab Haryono Suyono- masih saja seperti duluUsianya yang kini 71 tahun tak membuatnya makin tuaDia amat antusias menceritakan aktivitasnya di berbagai yayasan itu.
Bahkan, Harry bisa disebut kakek yang mengikuti perkembangan zamanDia aktif di jaringan pertemanan (facebook)Di sini Haryono memakai nama Harry Suyono''Kalau foto sama siapa, langsung saya tempel di sanaJadi, kolega bisa tahu kegiatan saya,'' katanya.
Salah satu aktivitas yang amat menyita energi akhir-akhir ini adalah PosdayaItu adalah forum pemberdayaan gotong royong antarkeluargaTerutama bagi keluarga kurang mampu''Saya berobsesi mengangkat hidup banyak keluarga,'' ujarnya
Di forum itu mereka bebas berdiskusi soal langkah meningkatkan kesejahteraan''Apa pun persoalan bisa dibicarakan di sanaMulai usaha keluarga yang bisa menghasilkan duit hingga membikin rumah sehat,'' ungkapnyaPrinsipnya seperti pos pelayanan terpadu yang dipadu dengan gagasan pengembangan keluarga.
Gagasan itu kali pertama dicoba di Jembrana Bali pada Juli 2007Saat ini, Jembarana memiliki 244 Posdaya''Sasarannya mereka bisa hidup mandiri,'' jelasnyaGagasan Posdaya kini ditiru berbagai kota di antaranya di Sleman dan Malang
Untuk membumikan Posdaya, Harry juga masih kerap keluar masuk TVPaling tidak seminggu tiga kali dia menjadi pembicara di TVRI''Saya selalu diundang di Semarang, Jogja, dan Surabaya dalam talkshow Gemari Di radio punya acara Haryono Show, ha..ha.ha..,'' terangnya.
Yang terbaru, Haryono akan mengajak orang-orang kota yang kaya untuk berarisan di kampung-kampung Posdaya yang telah dibentukDia berharap, kalau usaha Posdaya tersebut dikagumi orang kota, mereka akan tertarik membantu keluarga-keluarga tersebut(kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hilangnya Ikon Pop Terbesar Dunia
Redaktur : Tim Redaksi