BACA JUGA: Lagarde Pergi, Sarkozy Rombak Seluruh Kabinet
Dia berjanji akan membeber segala hal yang diketahuinya soal rezim Pol Pot yang berkuasa di Kamboja pada 1970-an tersebut."Saya memang tidak terlalu banyak tahu pemerintahan Pol Pot waktu itu
Sebelumnya, dia selalu bungkam perihal sepak terjang pemerintahan Pol Pot
BACA JUGA: Jembatan Lintas Laut Terpanjang Mulai Buka
Samphan yang ketika itu menjabat sebagai kepala dewan presidium tersebut berdalih tidak terlalu banyak dilibatkan dalam skenario Pol Pot."Penting bagi saya dan seluruh rakyat Kamboja untuk mengetahui seluruh detail kejadian pada 1975-1979 silam
BACA JUGA: Tentara Syria Serbu Perbatasan
Samphan juga berjanji akan berkata jujur soal rangkaian kejadian yang diketahuinya terkait pembantaian keji yang dilakukan rezim Pol Pot dan seluruh kroninya.Dalam dua buku soal genosida Kamboja yang terbit pasca 1998, Samphan juga membantah keterlibatannyaBegitu juga dalam serangkaian wawancara dengan media sejak dia menyerahkan diri pada pemerintahan Perdana Menteri (PM) Hun Sen pada 1998Secara lisan maupun tertulis, dia menegaskan tidak bertanggung jawab terhadap kematian lebih dari 1,7 juta warga sipil Kamboja kala itu.
Samphan juga mengaku tak tahu-menahu soal rencana pembantaian masal tersebut saat masih menjabat sebagai kepala pemerintahan (perdana menteri)Karena itu, dia membantah seluruh tuduhan terhadap dirinyaSebagian besar korban tewas di tangan pasukan Pol PotSebagian lainnya kehilangan nyawa karena penyakit, kelelahan, dan kelaparan saat ditahan Khmer Merah.
Namun, para pakar dan rakyat Kamboja tidak percaya begitu saja pada pengakuan SamphanMeskipun dikenal sebagai figur pemimpin yang sopan dan ramah, dia diyakini terlibat dalam skenario keji Pol Pot"Khieu Samphan ikut meyakinkan para politisi rendahan untuk mengeksekusi para korban," kata seorang pejabat pengadilan, mengutip berkas dakwaan.
Selain Samphan, pengadilan khusus bentukan PBB itu juga menyidangkan tiga terdakwa Khmer Merah lainnyaYakni, Nuon Chea, 84; Ieng Sary, 85; dan Ieng Thirith, 79Dua terdakwa terakhir adalah pasangan suami istri yang kala itu menjabat sebagai menteri luar negeri dan menteri sosialSedangkan Chea adalah tangan kanan Pol Pot yang dijuluki "Kakak Nomor Dua"(hep/dwi/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berawal dari Teliti Gorila, hingga Diprediksi jadi Presiden
Redaktur : Tim Redaksi