"Kalau ingin paradigma baru itu kembali di jalurnya, elit Golkar harus punya leadership yang baik dan kapabel
BACA JUGA: Gawat, Revisi PP Pertanahan Tertutup
Tidak seperti kondisi sekarang, di mana Golkar bertumpu pada figur kapatalisme ketimbang sosok yang berjuang untuk sebuah perubahan bersama," kata Yudi dalam diskusi "Masa Depan Partai Golkar", di press room DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/7).Jika proses ini tidak dihentikan melalui mekanisme tertinggi pengambilan keputusan seperti Musyawarah Nasional (Munas), Golkar menurut Yudi, akan terjerembab ke dalam fenomena privatisasi partai
BACA JUGA: Kejagung Usir Perusahaan DL Sitorus
Karena ada fragmentasi di dalam Golkar sendiri, bukannya melawan capres lain," ujar Yudi Latief pula.Menjawab pertanyaan apakah sukses yang diraih Partai Demokrat (PD) sebagai parpol pendatang baru yang secara signifikan berhasil memenangkan pemilu legislatif dan pilpres, sementara belum punya jaringan kuat hingga ke tingkat kecamatan, Yudi menyebut bahwa kemenangan PD itu dimungkinkan karena adanya instrumen dan infrastruktur di luar partai yang bekerja secara efisien dan efektif.
"Berbeda dengan fenomena kekalahan Golkar di dua peristiwa pemilihan tersebut, yang punya infrastruktur hingga ke tingkat kecamatan bahkan sampai desa, tapi tidak bergerak
Pendapat serupa juga disampaikan pengamat politik dari LIPI, Lili Romli
BACA JUGA: 15 Telepon Tanggapi Sketsa Wajah
"Kekalahan Golkar pada pileg dan pilpres menunjukkan Golkar di persimpangan jalan, di antara akan bergabung degan penguasa atau mengambil tempat sebagai oposisi," katanya.Lili juga menyoroti berbagai praktek politik uang pada setiap pergantian kepemimpinan"Setiap pemilihan ketua umum diwarnai politik uangTujuan merebut posisi ketua umum bukan membesarkan partai untuk memperjuangkan rakyat, tapi jadi instrumen ke tangga kekuasaan dan menyelamatkan kepentingannya," tegas Lili.
Diingatkan Lili, penyegaran kepemimpinan adalah keniscayaan dan mendesakJika masih dipimpin pola lama, maka Golkar akan sekarat dan mengalami stagnasi"Karena itu, perlu muncul generasi mudaKalau tidak, Golkar akan kehilangan roh dan dinamikanyaPerlu orang baru untuk mendinamiskan Golkar," usulnya pula.
Mencermati penilaian Yudi Latief terhadap Golkar, lanjut Lili, sulit bagi tokoh muda seperti Yuddy Chrisnandy untuk setara melawan tokoh-tokoh senior Golkar di Munas"Tokoh DPD Golkar baik provinsi maupun kabupaten/kota, sangat pragmatis transaksionalSaya tak yakin dalam waktu singkat pola pikir (itu) akan berubahPaling yang akan terpilih memimpin Golkar adalah kalangan senior, dengan janji akan memberi ruang bagi anak muda di kepengurusanJika itu pilihannya, Golkar tetap sekarat di masa depan," tambah Lili.
Di tempat yang sama, kader muda Golkar, Indra J Piliang, mengibaratkan Golkar saat ini seperti kapal Titanic yang menabrak karang dan ditinggal penumpangBanyak nilai-nilai yang ada di Golkar selama ini yang sudah dilupakanKarena itu, Golkar menurutnya, harus melakukan reorganisasi dan reorientasiGolkar bahkan disebut terlambat lima tahun dibanding Partai Demokrat yang sudah merancang regenerasi sejak dini.
"Siapapun yang terpilih menjadi ketua umum, diharapkan bukan menjadikan partai untuk melindungi kepentingannya, tapi yang bisa menggerakkan partai dengan efektif dan mobilitas tinggiSyarat ini dimiliki anak muda, dan ini kebutuhan GolkarSaatnya diberi ruang kepada kader generasi Blackberry dan Facebook, bukan kelompok yang membentengi diri dengan uang," harap Indra pula(fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mekanisme Paspor Haji Belum Jelas
Redaktur : Tim Redaksi