Paris Diporak Poranda Demo Tolak Kenaikan Harga

Senin, 03 Desember 2018 – 20:55 WIB
Demonstran berpose usai melakukan aksi vandalisme di Paris. Foto: AFP

jpnn.com - Kecantikan Kota Paris, Prancis, ternoda. Pada Sabtu (1/12), massa yang menamakan diri gerakan gilets jaunes alias rompi kuning turun ke jalan menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Januari tahun depan.

Demo berakhir ricuh yang mengakibatkan lebih dari seratus orang terluka. Reuters menyatakan bahwa itulah kericuhan terburuk sejak 1968.

BACA JUGA: Konferensi Perubahan Iklim ke-24 Katowice Polandia Dimulai

Hingga kemarin, Minggu (2/12) di berbagai titik terlihat sisa-sisa aksi massa. Mobil-mobil terbakar. Kaca-kaca toko pecah. Vandalisme terjadi di berbagai lokasi. Beberapa gedung masih tampak gosong.

Saat kericuhan terjadi, setidaknya ada 190 titik api yang harus dipadamkan petugas. Area yang biasanya dipadati turis dan orang-orang yang berbelanja kebutuhan Natal menjadi seperti medan perang.

BACA JUGA: Alaska Diguncang 650 Gempa dalam Sehari

Status darurat negara kini dipertimbangkan untuk mengontrol situasi. Itulah yang diungkapkan Benjamin Griveaux, juru bicara pemerintah. ''Kami harus memikirkan langkah-langkah yang diambil sehingga insiden seperti ini tidak terjadi lagi,'' ujarnya saat diwawancarai radio Europe 1.

Pemerintah memang tidak bisa tinggal diam. Sebab, massa telah keterlaluan. Mereka mencoret-coret monumen paling terkenal di Paris, Arc de Triomphe.

BACA JUGA: Cerita JK soal Aksi Trump dan Xi Jinping di Belakang Istri

Monumen tersebut dibangun untuk menghormati mereka yang tewas saat Revolusi Prancis dan Perang Napoleon. Nama-nama para jenderal dan prajurit lainnya terukir di temboknya. Patung Marianne juga mengalami kerusakan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron berang mengetahui imbas kericuhan aksi gerakan rompi kuning tersebut. Begitu pulang dari KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, Minggu pagi dia langsung meninjau Arc de Triomphe.

''Mereka yang bertanggung jawab atas kerusuhan ini tidak menginginkan perubahan, tapi sengaja membuat kekacauan,'' tegas Macron sebagaimana dikutip BBC.

Coretan di monumen itu membuat Macron tidak senang. Misalnya, Macron Mundur Saja, Gulingkan Borjuis, dan Rompi Kuning Pasti Menang.

''Saya bekerja di monumen-monumen sekitar Paris selama 20 tahun dan tidak pernah melihat hal seperti ini di Arc de Triomphe,'' kata salah seorang pegawai di Balai Kota Paris.

Aksi massa itu berawal dari niat pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Alasannya demi lingkungan. Diharapkan, penduduk mengurangi naik kendaraan pribadi.

Namun, bagi mereka yang tinggal jauh dari lokasi kerja, hal tersebut memberatkan. Terlebih, kenaikan harga bahan bakar diikuti dengan melonjaknya harga komoditas lain.

Tidak ada yang memimpin gerakan rompi kuning tersebut. Massa hadir berkat kampanye di media. Mayoritas memakai rompi berwarna kuning kehijauan. Simbol sopir-sopir kendaraan umum. (sha/c14/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AS - Tiongkok Hentikan Perang, Usul Indonesia Diakomodasi


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler