jpnn.com - SERANGAN teroris di kota Paris, Prancis, Jumat (13/11) malam seakan menjadi alarm pelaksaan Euro 2016. Apalagi salah satu ledakan bom terjadi di Gate J Stade de France. Tiga kali ledakan pada awal laga uji coba antara Prancis melawan Jerman itu seakan menjadi hitungan mundur tujuh bulan kurang tiga hari menuju laga pembuka Euro 2016.
Sebab, di tempat yang sama pada 10 Juni 2016 mendatang digelar opening turnamen antarnegara Eropa itu.
BACA JUGA: Ada Apa Dengan Paris? Pengakuan WNI di Dekat Lokasi Kejadian
Tanda tanya besar pun langsung muncul dengan insiden yang menewaskan tiga fans tersebut. Bisakah sistem keamanan Euro 2016 menghindari aksi-aksi bom bunuh diri seperti itu lagi?
Terlebih, dengan lokasi ledakan yang berada di ring terdekat stadion berkapasitas 81.338 tempat duduk itu
BACA JUGA: Teror Paris Bikin Uni Eropa Ketakutan, Pengungsi Syria Merana
"Untuk Euro 2016, persoalan ini menjadi kekhawatiran yang terbesar. Hari ini (Jumat waktu setempat, Red), itu semakin menguat," ujar Presiden Federasi Sepak Bola Prancis FFF Noel le Graet kepada L'Equipe.
Stade de France merupakan satu di antara enam lokasi di Paris yang jadi sasaran serangan bom teroris. Ledakan yang terjadi di area stadion itu jadi bukti kekhawatiran akan serangan teroris pasca serangan bom ke salah satu kantor majalah satire Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang Januari lalu.
BACA JUGA: Hollande Pastikan Korban Tewas 127 Orang, Prancis Berkabung Tiga Hari
Le Graet menyebut sistem keamanan sudah berusaha untuk dibenahi guna persiapan Euro 2016. Bukan hanya di Stade de France, tetapi juga sembilan stadion lain yang akan jadi venue kejuaraan tersebut.
"Tindakan pencegahan sudah kami ambil. Namun, teroris bisa menyerang kapan pun," ungkap Le Graet. (ren/c10/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kutuk Teror Paris, Adhyaksa Dault: Ini Tidak Benar, Kejam!
Redaktur : Tim Redaksi