Pariwisata Ikut Terseret Penyadapan

Senin, 25 November 2013 – 02:38 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Buntut dari memanasnya hubungan Indonesia dan Australia juga dirasakan oleh sektor Pariwisata Indonesia. Pasalnya pada Kamis (21/11) lalu pemerintah Australia mengeluarkan travel advistoy untuk warganya yang ingin berkunjung ke Indonesia. Akibatnya, jumlah wisatawan asal negeri Kanguru tersebut dikabarkan menurun dibeberapa daerah seperti Bali. 

Saat dikonfirmasi atas berkurangnya para wisatawan asal Australia ini, pihak Kementerian Pariwisata masih belum bisa memberikan jawaban pasti. 

BACA JUGA: Elektabilitas PD Rendah, Popularitas Capres Konvensi Masih di Bawah

Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Pariwisata, Firmansyah Rahim mengatakan bahwa pihaknya masih belum memastikan adanya penurunan tersebut. "Kita akan terus pantau," tutur dia kemarin malam. Pantauan tersebut juga dimaksutkan untuk melakukan antisipasi lain jika diperlukan. 

Kendati adanya isu penurunan jumlah wisatawan tersebut, Firmansyah menegaskan bahwa hingga saat ini masih belum ada imbas yang cukup besar atas travel advistory yang dilakukan oleh Australia. Ia berharap ketegangan politik yang terjadi tidak terus berlanjut dan berimbas ke sektor pariwisata.

BACA JUGA: Yakin, Pemilu 2014 Alami Delegitimasi

"Sampai sekarang, dari teman trevel belum terlihat imbasnya. Mudah-mudahan tidak berlanjut dan tidak meluas ke sektor pariwisata," tutup dia. 

Peringatan tersebut dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan, Australia setelah adanya demonstrasi yang dilakukan di depan kantor kedutaan besar Australia di Jakarta. Pemerintah Australia memperkirakan masih akan terjadi demo serupa nantinya, sehingga pihaknya mengeluarkan peringatan tersebut.

BACA JUGA: Sarankan Boediono Nonaktif Sementara Agar Fokus Hadapi KPK

Demo tersebut dilakukan oleh masyarakat Indonesia sebagai bentuk protes atas isu penyadapan Australia. apalagi sebelumnya, dikabarkan bahwa PM Abbott menyatakan bahwa dirinya enggan meminta maaf atas penyadapan yang terjadi. Namun isu tersebut akhirnya dijawab Abbott dalam surat resmi yang dikirimnya ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 

Surat tersebut merupakan surat balasan dari surat yang dikirim SBY sebelumnya. Dalam surat tersebut, presiden menyatakan kekecewaannya dan menyampaikan protes keras atas isu penyadapan yang terjadi.

Selain mengirim surat protes tersebut, SBY juga melakukan beberapa tindakan lain untuk menunjukkan sikap tegas pemerintah Indonesia atas isu penyadapan yang terjadi. SBY memanggil pulang duta besar Indonesia di Canberra, Nadjib Riphat Kesoema. SBY juga menghentikan beberapa kerja sama yang dilakukan Indonesia dan Australia. 

Kerja sama yang dihentikan antara lain, pertukaran informasi dan intelijen, latihan bersama antara tentara Indonesia dan Australia, hingga koordinasi operasi militer terkait dengan penyelundupan imigran gelap ke Australia. (mia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anas Bela Boediono Soal Kasus Century


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler