Parlemen Israel Pilih Netanyahu jadi PM

Jumat, 20 Februari 2009 – 06:11 WIB
Foto: AFP

JERUSALEM – Terpilih sudah Perdana Menteri (PM) Israel yang baruDengan suara bulat, parlemen Israel (Knesset) memberikan dukungannya kepada Benjamin ’’Bibi’’ Netanyahu kemarin (19/2)

BACA JUGA: Hillary Kunjungi Korsel, Korut Siapkan Perang

Bahkan, Avigdor Lieberman pun menyambut baik dan siap mendukung pemerintahan baru yang akan dibentuk ketua Partai Likud tersebut.
   
"Kami punya dua usulan
Yang pertama, merekomendasikan Bibi Netanyahu, tapi (yang kedua) hanya sebagai bagian dari pemerintahan secara keseluruhan," tandas Lieberman saat bertemu Presiden Shimon Peres kemarin (19/2)

BACA JUGA: Badawi Tuding Oposisi Hina Kerajaan

Ditambah dukungan Lieberman tersebut, Netanyahu semakin mantap bertengger di pucuk pemerintahan
Radio Army Israel melaporkan, PM ke-9 itu memperoleh 65 dari total 120 suara parlemen

BACA JUGA: Inggris Diminta Revisi Larangan Donor Organ

   
   
Lebih lanjut, Lieberman menegaskan, dukungannya kepada Netanyahu hanya akan berlaku jika pemerintahan Israel yang baru terbentuk dari tiga partaiYakni, Partai Kadima sebagai pemenang pemilu, Partai Likud yang dipimpin Netanyahu dan partainya, Yisrael BeitenuHasil pemilu Selasa (10/2) lalu menempatkan tiga partai itu pada urutan pertama"Kami tidak membahas pemerintahan mayoritas (satu partai)," ujarnya kepada Reuters
   
Politikus kelahiran Moldova itu menyatakan, untuk mendapatkan dukungan penuh partainya, Netanyahu harus membentuk pemerintahan koalisi"Netanyahu hanya akan menjadi PM dalam pemerintahan koalisi Bibi-(Menteri Luar Negeri Tzipi) Livni," lanjut Lieberman seperti dikutip Associated Press kemarin (19/2)Dalam pertemuannya dengan Peres, dia sekali lagi menekankan, Netanyahu harus membentuk pemerintahan koalisi.
   
Rabu (18/2), Peres mengadakan pertemuan dengan Netanyahu sebagai pimpinan Likud dan Livni sebagai ketua KadimaPertemuan itu dilanjutkan kemarin (19/2), dengan menemui 10 faksi yang lainTujuan Peres adalah menjaring aspirasi masing-masing partai sebagai bahan pertimbangannya menunjuk kepala pemerintahanRencananya, pekan depan, dia menunjuk PM yang kemudian punya waktu enam pekan membentuk pemerintahan.
   
Dalam rapat kabinet mingguan yang lalu, Livni menyatakan kepada mantan PM Ehud Olmert bahwa dia tidak akan berkoalisi dengan NetanyahuPolitikus perempuan itu juga menegaskan, Kadima tidak mau terlibat dalam pemerintahan koalisi yang dipimpin tokoh senior tersebutBelakangan, Livni menawarkan ide lainYakni, berbagi pemerintahan seperti yang terjadi di masa Peres dan Yitzhak Shamir pada 1984
   
Koalisi ideal, menurut Livni, adalah berbagi posisi PMDengan demikian, dua partai urutan satu dan dua dalam pemilu punya kesempatan menjadi pemimpinMasing-masing berhak atas masa jabatan dua tahunNamun, Lieberman menentangnya"Livni seharusnya mengurungkan ide rotasi sebagai solusiSebab, justru akan menimbulkan kelabilan pemerintahan," katanya dalam wawancara dengan Agence France-Presse
   
Netanyahu sendiri juga menolak ide LivniDi hadapan media, dia berjanji akan membentuk pemerintahan koalisi, dengan melibatkan tiga partai yang mendominasi perolehan suara dalam pemilu parlemen laluSebagai pemenang, Kadima memperoleh 28 kursi, disusul Likud dengan 27 kursi dan Yisrael Beitenu menduduki posisi ketiga dengan memperoleh 15 kursi.(hep/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ulur Perdamaian, Israel Bahas Gilad Shalit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler