Parpol Dinilai tak Berkomitmen Bangun Etika Politik

Senin, 21 Oktober 2013 – 23:45 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pakar demografi dari Universitas Indonesia (UI), Sonny Harry B Harmadi mengatakan hingga ini partai politik tidak punya keinginan untuk membangun etika di internalnya masing-masing. Akibatnya sistem pengaderan di partai politik sama sekali tidak jalan.

"Saya melihat, belum satu pun diantara partai politik yang berkomitmen membangun etika. Siapa yang disenangi oleh elit partai politik, maka dengan sendirinya akan memperoleh posisi penting," kata Sonny Harry B Harmadi, dalam diskusi bertema "Menciptakan Pemerintahan Pusat dan Daerah yang Bersih Sesuai 4 Pilar Bangsa", di gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (21/10).

BACA JUGA: Jadi Saksi Dugaan Korupsi Anas, Marzuki Janji Penuhi Panggilan KPK

Soal kapasitas dan kapabilitas yang pada dasarnya dibangun dengan sebuah standar etika lanjut Sonny, tidak penting lagi. Padahal, dalam sistem demokrasi, partai politik menjadi institusi penting untuk memasok kebutuhan pemimpin baik untuk tingkat nasional maupun daerah.

"Karena masalah etika dianggap tidak penting oleh partai politik maka politik dinasti dengan sendirinya dianggap wajar," ujar Sonny Harry B Harmadi.

BACA JUGA: JPU Tuntut Fathanah, Sefti Kirim Doa dari Rumah

Padahal lanjutnya, politik dinasti mendorong orang untuk melakukan kartel. Kartel kata Sonny, dalam bentuk apa pun fenomenanya cenderung merugikan masyarakat.

"Yang membahayakan itu bukan politik dinasti, tapi kartel karena prilakunya cenderung merugikan masyarakat," tegas dia.

BACA JUGA: Puncak Acara Sumpah Pemuda Digelar di Samarinda

Lebih lanjut Sonny mengkritisi pembelaan sejumlah elit politik yang membenarkan fenomena politik dinasti dalam panggung politik Indonesia dewasa ini dengan menggunakan referensi sejarah demokrasi di Amerika Serikat.

"Semua elit partai politik akan berkilah, sepanjang dinasti itu baik, kenapa dilarang? Lalu mengambil contoh demokrasi di Amerika Serikat. Padahal proses demokrasi di Amerika Serikat sudah berjalan ratusan tahun lalu. Kita kan istilahnya baru kemarin sore berdemokrasi. Ini perbandingan yang tidak masuk akal juga," ujar Kepala Lembaga Demografi UI itu. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Hadiri Sidang Fathanah, Sefti Kirimkan Doa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler