jpnn.com, BANTEN - Bakal calon gubernur (balongub) yang bertarung di Pilkada Gubernur (Pilgub) Sumatera Selatan tahun 2018 makin ramai.
Setidaknya, tercatat 12 balon tengah "berjuang" mencari dukungan partai politik. Mereka roadshow, mengambil formulir ke semua partai.
BACA JUGA: Alex Noerdin: Gubernur Sumsel Harus dari Golkar
Siapa saja ke-12 balon? Antara lain, H Saifudin Aswari Rivai (Ketua DPD Partai Gerindra Sumsel), H Syahrial Oesman (Ketua DPW Partai NasDem Sumsel), HM Giri Ramanda NK (Ketua DPD PDI Perjuangan Sumsel), dan H Ishak Mekki (Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel).
Ada juga kader partai seperti Wali Kota Pangkal Pinang, Irwansyah Sofyan Rebuin (Bendahara PDI Perjuangan Bangka Belitung), Mawardi Yahya (mantan Bupati OI yang juga Ketua DPD Partai Golkar OI), dan Sarjan Taher (Politisi Partai Demokrat).
BACA JUGA: Inilah Sejumlah Kandidat Cagub, Ada Nama Susno Duadji
Juga non partai mantan Pandam II/Swj Mayjen TNI (Purn) Iskandar M Sahil, mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji, mantan Bupati OKU Timur, H Herman Heru, dan mantan walikota Palembang Eddy Santana Putra (ESP).
Saat ini, hampir seluruh partai sudah melakukan penjaringan balongub-balonwagub. Hanya Partai Golkar yang belum. Namun, informasi menyebutkan kalau Golkar akan mengusung kader yang juga Bupati Muba H Dodi Reza Alex.
BACA JUGA: Setnov Tak Penuhi Panggilan KPK Bukan karena Khawatir Mau Dijadikan Tersangka
Menariknya lagi, semua balon mendaftar untuk posisi balongub. Tak satupun yang mengambil fomulir untuk balonwagub. Namun, para balon sangat "cair". Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada hasil survei partai.
Menerima, mau posisi balongub atau balonwagub. Termasuk juga risiko tak diusung partai. Sebab, kemungkinan hanya 3 pasangan calon (paslon) atau 6 kandidat saja bisa diusung partai.
"Semua kandidat itu akan mengalami penyeleksian. Parpol tidak bisa mengusung semuanya," kata Komisioner KPU Sumsel, Liza Lizuarni, kemarin.
Dikatakan, syarat parpol untuk bisa mengusung calon di Pilgub Sumsel minimal 20 persen kursi DPRD Provinsi. Formasi kursi di dewan periode 2014-2019, berjumlah 75. Pendek kata, kursi yang harus dimiliki oleh parpol 15 kursi.
"Kalau melihat kondisi parpol di Sumsel, tak satupun parpol bisa mengusung calonnya sendiri. Mereka (parpol) harus berkoalisi dengan parpol lain agar bisa penuhi syarat," terangnya.
Kata Liza, partai pemenang Pemilu 2014 seperti PDI Perjuangan saja hanya punya 13 kursi. Dengan hitungan itu, lanjut Liza, kemungkinan ada 3 pasangan calon dari parpol yang bertarung di Pilgub Sumsel 2018. "Tapi, kepastiannya nanti. Pendaftaran paslon 'kan baru sekitar Januari 2018."
Pengamat Politik Sumsel, Joko Siswanto menambahkan, jumlah paslon masih relatif. Tergantung koalisi parpol, kualitas, dan elektabilitas calon.
"Tapi ya kalau perkiraan yang diusung parpol kemungkinan 3 paslon. Jika ada calon perseorangan (independen), bisa bertambah jadi 4 paslon," ujarnya. Tapi kemungkinan cukup sulit bagi independen untuk ikut bertarung. Meski begitu, Joko menyebut semuanya masih dinamis.
"Karena waktunya masih panjang. Saling menjajaki dan saling intip siapa bakal mengusung siapa," tandasnya.
Informasi yang berkembang, Dodi Reza Alex-Giri Ramanda bakal berpasangan di Pilgub nanti. Koalisi yang terbangun tentu PDI Perjuangan (13) dengan Partai Golkar (10). Sedangkan Ishak Mekki informasinya menggandeng Aswari Rivai sebagai wakil.
Mereka diusung Partai Demokrat (11), Partai Gerindra (10), dan PAN (6). Sisa ada 25 kursi. Yakni milik Partai Nasdem (5), PKB (6), Hanura (5), PKS (5), PPP (2), dan PBB (2). Dengan kondisi yang ada, dipastikan hanya menyisakan satu pasangan lagi.
Tak heran dengan ketatnya kursi parpol, para kandidat pun berebut dukungan parpol. Bahkan Mantan Ketua DPD PDI Perjuangan Sumsel, Eddy Santana Putra (ESP) kembali "turun gunung". Lama tak terdengar kiprahnya setelah Pilkada Sumsel 5 tahun lalu, pria yang pernah menjabat Wako Palembang 2 periode itu, memastikan siap kembali bertarung.
Kemarin (10/7), ESP menjadi pendaftar kedua yang mengambil formulir balongub di DPD PDI Perjuangan Sumsel. "Saya hormati PDI Perjuangan, karena saya dibesarkan PDI Perjuangan," ujarnya. Saat ini, sebutnya, waktu yang tepat mendaftar. Dia punya satu tahun untuk sosialisasi dan survei.
"Pembukaan pendaftaran PDI Perjuangan ini memang saya tunggu," tuturnya. Namun dia tak menampik, parpol masih harus koalisi. "Saya siap memimpin Sumsel," katanya optimis.
Setelah mendaftar di PDI Perjuangan, ESP menyebut akan menuju Partai Hanura dan parpol lainnya. Dia bertekad melanjutkan perjuangan. Membangun daerah dan berharap 2018 PDI Perjuangan menang. "Dan 2019 tetap jadi pemenang pileg dan pilpres," tukasnya.
Soal Ketua DPD PDI Perjuangan Sumsel HM Giri Ramanda Kiemas SE MM yang juga maju, ESP menanggapi santai. Menurutnya, itu bukan persaingan. "Nanti akan ada titik temu, karena semua kader PDI Perjuangan berhak. Tinggal nanti survei menentukan," katanya.
Untuk hindari persaingan sesama kader, ESP menegaskan, dirinya siap menunggu perintah partai. "Tergantung nanti ditugaskan apa. Mohon doanya saja."
Sebelumnya, Giri Ramanda mencatatkan diri sebagai orang pertama yang mengambil formulir di partai banteng gemuk dengan moncong putih itu. "Saya tetap rasional. Tergantung perintah partai. Jika hasil survei tidak bagus, maka kemungkinan tidak maju. Tapi saya tetap optimis," tegasnya.
Dia mengungkap survei sebulan lalu memposisikan dirinya sebagai balowagub dengan posisi teratas. "Sosialisasi terus dilakukan. Apalagi, semua belum pasti," katanya lagi.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sinyal PAN Ogah Koalisi dengan Golkar
Redaktur & Reporter : Budi