JAKARTA - Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi memandang bahwa era keemasan keluarga Cendana di dunia politik sudah habisKarena itu, dia meragukan prospek Partai Nasional Republik (Nasrep) yang dibidani salah seorang trah Soeharto, yakni Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto).
"Partai Nasrep ini akan sulit menciptakan kejutan pada Pemilu 2014
BACA JUGA: DPR Ancam Evaluasi Kinerja Para Diplomat
Bagaimanapun, era Soeharto sebenarnya sudah berakhir," kata peneliti senior LSI tersebut di Jakarta, Minggu (24/4).Menurut Burhanuddin, presedennya sudah ada, yakni PKPB yang ikut dibidani Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut
BACA JUGA: Dede Yusuf Belum Dapat Posisi di PD
"Padahal, popularitas Mbak Tutut itu lebih kuat daripada Tommy SoehartoSekalipun Nasrep nanti berhasil lolos dari verifikasi Kemenkum HAM dan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Burhanuddin melihat bahwa Tommy tetap akan kesulitan untuk mendapatkan hati publik
BACA JUGA: Ingrid Tetap Dorong Ani Nyapres
Namun, sekecil apa pun peluang partai Tommy dalam pemilu, Burhan -sapaan Burhanuddin- memprediksi bahwa Partai Golkar akan tetap terkena imbasnya"Secara psikologis dan elektoral, sedikit banyak kehadiran Nasrep ini pasti akan memengaruhi Golkar," tegasnya.
Burhan mengingatkan bahwa salah satu basis Golkar adalah kelompok masyarakat yang masih mengidolakan SoehartoMunculnya Nasrep yang digawangi trah Soeharto, secara terbatas, berpotensi mendegradasi suara Golkar.
Dari sisi finansial, imbuh Burhan, Golkar juga akan kehilangan beberapa sumber keuangan yang selama ini dekat dengan keluarga Soeharto"Selama ini Tommy lekat dengan citra GolkarKetika punya hajatan, kolega atau basis pendukung Soeharto tentu akan dimaksimalkan Tommy untuk partainya sendiri ketimbang membantu Golkar," ungkapnya.
Burhan menilai, hasrat Tommy untuk melanjutkan tongkat estafet politik keluarga Cendana memang besarItu terlihat sejak Tommy ikut mencalonkan diri dalam munas partai berlogo pohon beringin tersebut di Pekanbaru Oktober 2009Meskipun saat itu Tommy kalah telak dengan tidak memperoleh satu suara pun.
Mengapa Tommy lebih memilih bermanuver membuat Nasrep daripada terus berjuang di Golkar? Menurut Burhan, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memang menutup peluang para mantan pesaingnya di munas untuk menggunakan kendaraan Golkar.
"Hasil munas Pekanbaru jelas memberikan karpet merah buat Ical (sapaan Aburizal, Red)Jangankan Tommy yang baru belakangan aktif di Golkar, Surya Paloh saja sampai bikin Nasdem," papar Burhan.
Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan, partainya tidak menyikapi pendirian Nasrep secara berlebihanTerlebih, Tommy sendiri bukan pengurus teras partaiStatusnya di Golkar hanya anggota biasa
"Kalau yang hengkang pengurus teras partai yang dikenal luas, mungkin kami akan sedikit guncangTapi, kalau ini biasa saja," tandas wakil ketua DPR ituSelama ini, lanjut Priyo, kontribusi Tommy secara finansial kepada Golkar juga tidak begitu menonjol.
Apakah manuver Tommy tersebut akan menggerogoti lumbung suara Golkar, terutama dari basis loyalis Soeharto? "Mbak Titiek Soeharto kan sudah masuk pengurus teras GolkarDan bergabungnya Mbak Titiek memang sudah seizin keluarga Cendana," jawab Priyo(pri/c9/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPD Tuding Mendagri Asal Bunyi
Redaktur : Tim Redaksi