jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Profesor Bachtiar Effendi mengatakan bahwa mestinya seorang calon presiden (capres) yang diajukan partai politik harus punya keberanian mengangkat calon wakil presidennya. Dengan demikian, capres tidak memanfaatkan cawapres semata.
"Mestinya calon presiden yang diajukan partai politik harus punya keberanian menggendong calon wakil presidennya. Jangan malah menjadikan posisi cawapres sebagai alat untuk mendapatkan amunisi," kata Bachtiar di gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (12/5).
BACA JUGA: Ajukan 31 Gugatan, Nasdem Siapkan 100 Kotak Bukti
Bachtiar mencontohkan Barack Obama yang memilih Joe Biden sebagai wakil presiden. Menurut Bachtiar, Obama berani menarik Joe Biden meski tak punya dukungan politik yang kuat seperti halnya Hillary Clinton.
"Dari awal Obama tahu seorang Joe Biden tidak punya basis dukungan politik yang memadai jika dibanding dengan Hillary Rodham Clinton. Tapi Obama punya keberanian untuk menggendong Biden karena ada kesamaan chemistry," ujarnya.
BACA JUGA: Istri Munir Tolak Capres Pelanggaran HAM
Sementara di Indonesia, Bachtiar mengingatkan jika Prabowo Subianto atau Joko Widodo yang kini sudah menjadi capres memilih cawapres yang tidak punya chemistry yang sama, maka duet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla yang sarat dengan friksi akan terulang pada pemerintahan 2014-2019 nanti. "Matahari kembar SBY-JK insya Allah akan terulang," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Elektabilitas Rendah, Ical Dijauhi Parpol Poros Tengah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersangka: Yang Berkarat Hanya 14 Transjakarta
Redaktur : Tim Redaksi