Pasar Bisa Stabil Lagi

Selasa, 30 September 2008 – 12:22 WIB
JAKARTA - Kesepakatan perbankan, terutama bank-bank besar, mematok bunga deposito maksimal 13 persen diyakini akan berdampak positifMisalnya, kesepakatan itu akan mampu meredakan ketegangan pasar akibat perang bunga antarbank sebagai imbas keringnya likuiditas

BACA JUGA: Kementerian BUMN Susun Roadmap Privatisasi



Sekjen Perbanas Farid Rahman mengakui, industri perbankan menyadari bahwa perang bunga sudah menunjukkan kecenderungan tidak sehat
''Perang bunga tak sehat meski menguntungkan konsumen,'' ujarnya di Jakarta, Senin (29/9)

BACA JUGA: Diversifikasi Ekspor Jadi Keharusan



Selain itu, kata dia, perang bunga juga tidak efisien karena akan menambah beban biaya dana yang mesti ditanggung bank (cost of fund)
Dia berharap banker dan otoritas moneter mesti kompak dalam mengatasi masalah itu

BACA JUGA: Pinjaman Program Terserap 14,5 Persen

Perbanas juga mendorong perbankan menghentikan aksi perang bunga''Sebelumnya, ada pembicaraan intensif soal tersebut,'' tuturnya

Sebelum tercapai kesepakatan, Bank Indonesia (BI) memanggil pimpinan dan eksekutif bank besar membahas konsekuensi perang bunga''Penghentian perang bunga akan membawa stabilitas pada pasar,'' kata Farid

Wakil Presdir BCA Jahja Setiaatmadja mengakui, perang suku bunga deposito untuk menarik dana pihak ketiga demi melonggarkan likuiditas membawa banyak konsekuensiDia mencontohkan, karena suku bunga dana naik, bank sulit tidak menaikkan bunga kreditPadahal, kemungkinan itu bisa saja dihindari dengan menekan BOPO (biaya operasional terhadap pendapatan operasional)

''Karena suku bunga kredit naik, potensi NPL ikut naik,'' ujarnyaKarena itu, kenaikan suku bunga deposito bisa mengganggu perekonomianTapi, dia menyebut bank tak bisa disalahkan secara sepihak''Sebab, DPK (dana pihak ketiga) dari masyarakat merupakan sumber dana paling aman,'' lanjutnya

Tingkat likuiditas bank memang sangat ketatItu terlihat dari tidak seimbangnya kucuran kredit dan penghimpunan danaEkspansi kredit mencapai 35 persen, sedang penghimpunan dana hanya tumbuh 15 persenKredit konsumsi mendominasiPertumbuhan kredit itu jauh di atas target yang dipatok BI sebesar 22 persen

Ketatnya likuiditas juga terlihat dari tergerusnya penempatan dana bank di Sertifikat Bank Indonesia (SBI)Penempatan dana bank umum di SBI sebesar Rp 95 triliunAwal tahun ini penempatan dananya masih Rp 231 triliun sehingga turun 58 persenLikuiditas ketat juga terpantau dari koleksi perbankan atas surat berharga di luar obligasi rekapJumlahnya turun 17,1 persen menjadi Rp 69,6 triliun dari semula Rp 84 triliun

Menurut Farid, fenomena perang bunga tidak lepas dari aksi pemerintah yang ikut menyerap likuiditas di pasarTahun ini, emisi surat utang pemerintah cukup banyak(eri/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasabah Serbu Bank


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler