Pasar Fluktuatif, BEI Patok Target Realistis

Rabu, 05 November 2008 – 09:44 WIB
JAKARTA - Kondisi pasar yang masih fluktuatif membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) mematok target realistis untuk rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) 2009RKAT itu sebelumnya telah dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI pada pekan lalu

BACA JUGA: Boyke W Mukijat Pimpin PT PPA

Kemarin, rencana kerja itu disetujui oleh dewan komisaris BEI


Untuk target transaksi harian, otoritas bursa mematok nilai rerata tahunan sebesar Rp 2,75 triliun per hari, lebih rendah dari target tahun ini yang sebesar Rp 4 triliun

BACA JUGA: Penyaluran DAK Tunggu APBD 2009

Sementara jumlah emiten baru pada warsa depan ditargetkan sebanyak 15 emiten
Dan, nilai emisi obligasi korporasi sebesar Rp 13,5 triliun

BACA JUGA: Bakrie Harus Ekspose Publik Penjualan Bumi Resources Tbk

"Kami menyusun target ini dengan memperhitungkan kondisi pasar yang tengah melambat," ujar Dirut BEI Erry Firmansyah di kantornya Selasa (4/11)

Selain target-target terkait emiten, transaksi harian, dan emisi obligasi, BEI bakal menganggarkan dana sebesar Rp 228 miliar untuk biaya operasional pada tahun depanSemula, bujet yang dianggarkan BEI adalah Rp 260 miliar, sebelum akhirnya dikoreksi dalam pembahasan bersama dewan komisaris kemarin"Kami akan segera mengajukan ke Bapepam-LK sesegera mungkin," tutur Erry.

Pada perjalanan tahun ini, otoritas bursa sebelumnya sudah pernah memangkas target jumlah emiten baru menjadi 25 emitenSelain itu, emisi obligasi yang semula dipatok Rp 30 triliun dipangkas menjadi Rp 15 triliun

Terkait obligasi, tahun ini, sebenarnya sudah ada sejumlah stimulan untuk menggairahkan pasar surat utangBank Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang menurunkan bobot risiko obligasi korporasi hingga menjadi 20 persen untuk menumbuhkan niat bank berinvestasi di obligasi, namun itu tetap tidak mampu mendorong pasar lebih aktif dan bergairah

Semula bobot risiko obligasi dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah 100 persen, lantas diturunkan menjadi 20 persenPeraturan itu diharapkan mampu mendorong perbankan untuk memacu investasinya pada obligasi korporasi(eri/fan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warisan Krisis Untuk Jawara Pilpres AS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler