jpnn.com - JAKARTA – Ketergantungan yang amat besar terhadap pembiayaan perbankan tidak menyehatkan perekonomian ke depan.
Pasar keuangan perlu terus didalami dan diragamkan agar kontribusi institusi finansial nonbank bisa lebih besar.
BACA JUGA: Harga Ikan Naik, Harga Daging Turun
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hal tersebut di gedung BI, Jakarta, kemarin.
Ani, sapaan Sri Mulyani, menyatakan, sektor perbankan dengan aset 78,7 persen dari keseluruhan industri keuangan memang masih mendominasi.
BACA JUGA: Dana Pensiun Bidik IPO Perusahaan Rintisan
Sementara itu, kontribusi di tempat kedua, yaitu industri asuransi, hanya 10,44 persen dari total aset industri finansial.
’’Setiap kali kita mengharapkan pertumbuhan yang lebih tinggi, indikator pertama yang kita lihat adalah kemampuan bank penyaluran kredit dalam mendukung pembangunan. Ini tidak sehat bagi kita untuk ke depan,’’ katanya.
BACA JUGA: BNI Gratiskan Kartu Nontunai Elpiji 3 Kg
Dia menambahkan, kebutuhan untuk membangun infrastruktur sangat mendesak. ’’Negara ini hanya bisa tumbuh dengan sehat dan tidak overheat kalau kita bisa memobilisasi kapasitas ke seluruh penjuru negeri,’’ ungkapnya.
Minimnya infrastruktur, lanjut Ani, menjadi tantangan yang harus segera diatasi.
Di tempat yang sama, Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menuturkan, pasar modal merupakan sumber pembiayaan yang penting.
Apalagi, perannya telah meningkat secara signifikan di banyak negara berkembang.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pasar modal dapat digunakan sebagai alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur.
’’Kita telah mengandalkan pembiayaan multiple,’’ ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida di tempat yang sama. (dee/c5/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Bakal Tambah Utang Rp 39 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi