jpnn.com, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) berniat membangun tiga pabrik NPK.
Hal itu tak lepas dari kebutuhan NPK di Indonesia yang terus membesar.
BACA JUGA: Dirut Inalum Bergeser jadi Direktur SDM Pupuk Indonesia
Total kapasitas pabrik NPK yang dibangun mulai tahun depan hingga 2021 nanti mencapai 1,4 juta ton.
Daya produksinya akan berkembang secara bertahap menjadi 3,4 juta ton.
BACA JUGA: Dorong Industri Pupuk untuk Genjot Produksi Pangan Nasional
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat mengatakan, pasar NPK cukup luas.
’’Ada strategi untuk menyiasati harga gas yang mahal dan ingin mengembangkan pasar ke pupuk nonsubsidi,’’ ujarnya, Minggu (22/10).
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Genjot Semangat Petani Bawang Sembalun Lewat Demplot
Saat ini, Pupuk Indonesia memiliki pabrik NPK dengan kapasitas sekitar 3,3 juta ton per tahun.
Sementara itu, total kapasitas terpasang perseroan mencapai 13 juta ton.
Perseroan mengandalkan produk urea di dalam lini bisnis pembuatan pupuk dengan kapasitas mencapai 8,30 juta ton.
Tiga pabrik NPK yang akan dibangun perseroan, salah satunya, di Lhokseumawe milik PT Pupuk Iskandar Muda berkapasitas 500 ribu ton per tahun.
Sebenarnya, pabrik tersebut akan dibangun dengan kapasitas produksi satu juta ton.
Namun, untuk tahap pertama, pabrik tersebut dibangun dengan kapasitas 500 ribu ton lebih dulu.
Selain itu, perseroan akan membangun pabrik NPK di Kujang dengan kapasitas 100 ribu ton.
’’Total investasinya masih kami kaji. Kemungkinan baru tahun depan terlihat kebutuhan dana untuk investasi,’’ paparnya.
Bukan hanya pabrik NPK, perseroan membangun pabrik amurea dua di Gresik dengan kapasitas amonia 660 ribu ton per tahun serta kapasitas urea mencapai 570 ribu ton per tahun.
Pabrik yang menelan dana investasi USD 661 juta tersebut rencananya mulai beroperasi pada Juni 2018. (vir/c15/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BUMN Hadir Untuk Negeri, 48 Rumah Veteran Dibedah
Redaktur & Reporter : Ragil