jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi politik dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohamad Faisal meminta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto fokus pada tugasnya sebagai pembantu presiden ketimbang memikirkan peluang memperpanjang posisinya di kursi ketua umum Golkar.
Menurut Faisal, Indonesia menghadapi banyak tantangan perekonomian termasuk ancaman resesi global yang harus diantisipasi.
BACA JUGA: Sulit Mengharapkan Airlangga Hartarto Bakal Berkinerja Bagus jika Tak Fokus
“Pak Airlangga harus fokus dengan tanggung jawab barunya sebagai Menko Perekonomian, karena begitu banyaknya permasalahan ekonomi Indonesia saat ini yang belum dapat terpecahkan pada era pendahulu beliau sehingga membutuhkan perhatian khusus,” kata Faisal saat dihubungi, Rabu (27/11).
Peraih gelar doktor bidang ekonomi politik dari Universitas Queensland, Australia itu menduga pelaku pasar dan bisnis akan bereaksi negatif jika Airlangga bersikukuh menjadiketua umum Golkar lagi. Sebab, kata Faisal, pasar meragukan kemampuan Airlangga mengurus ekonomi sekaligus parpol.
BACA JUGA: Sri Mulyani Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III di Atas 5%
“Saya khawatir tugas beliau dalam menangani permasalahan ekonomi sebagai Menko tidak akan bisa dijalankan secara maksimal. Saya perkirakan akan lebih banyak negatif tanggapan pasar, mengingat selama ini sebagian kalangan bisnis sudah mengkhawatirkan jabatan rangkap beliau sebagai Menko dan Ketum Golkar,” kata direktur eksekutif CORE Indonesia itu.
Seperti diketahui, saat ini Indonesia menghadapi stagnansi pertumbuhan ekonomi. Pada kuartal III/2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 5,02 persen.
BACA JUGA: Saksi Mata Pertemuan Airlangga-Bamsoet Pastikan Tidak Ada Kesepakatan yang Dilanggar
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan situasi ekonomi global saat ini tidak begitu menguntungkan bagi perekonomian nasional. "Ekonomi mengalami pelemahan di berbagai belahan dunia," kata Sri Mulyani beberapa waktu lalu.
Karena itu pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi bakal lebih rendah dari target 5,3 persen yang ditetapkan dalam APBN 2020. "Sementara Indonesia stabil, hanya (tumbuh) sekitar 0,1 persen," katanya.(tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MS Hidayat Khawatir Potensi Perpecahan Di Munas Golkar
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga