jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi Enny Sri Hartati menyarankan agar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto fokus pada tugasnya sebagai pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabinet Indonesia Maju.
Direktur eksekutif The Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) itu meragukan Airlangga sebagai menko perekonomian akan berkinerja bagus jika fokusnya terpecah oleh urusan Partai Golkar.
BACA JUGA: Saksi Mata Pertemuan Airlangga-Bamsoet Pastikan Tidak Ada Kesepakatan yang Dilanggar
"Kalau seorang menteri kerjanya enggak fokus, pasti kinerjanya enggak optimal, ya bagaimana mau memperbaiki ekonomi?” kata Enny saat dihubungi, Rabu (27/11).
Menurut Enny, perekonomian nasional yang menghadapi masalah berat. Peraih gelar doktor ekonomi pembangunan dari Intitute Pertanian Bogor (IPB) itu menegaskan, sebaiknya Airlangga ataupun menteri-menteri lainnya tak merangkap jabatan ketua umum partai.
BACA JUGA: Maju jadi Caketum Golkar, Bamsoet Ungkap Masalahnya dengan Airlangga
"Sebenarnya pejabat publik sebaiknya tidak rangkap jabatan," kata Enny.
Lebih lanjut Enny mengatakan, situasi ekonomi global saat ini sangat tidak ideal. Sebab, ada bayang-bayang resesi yang menggelayuti laju perekonomian dunia.
BACA JUGA: Menko Perekonomian Airlangga Yakin Jurus Ini Bisa Atasi Defisit Neraca Perdagangan
Oleh karena itu jika Airlangga ingin memperbaiki perekonomian Indonesia sebagaimana target dari Presiden Jokowi, Enny mengingatkan mantan menteri perindustrian itu tidak merangkap jabatan di parpol. "Jadi intinya sebaiknya tidak rangkap jabatan karena kalau rangkap jabatan kerjanya tidak optimal," kata dia.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan situasi ekonomi global saat ini tidak begitu menguntungkan bagi perekonomian nasional. "Ekonomi mengalami pelemahan di berbagai belahan dunia," kata Sri Mulyani beberapa waktu lalu.
Karena itu pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi bakal lebih rendah dari target 5,3 persen yang ditetapkan dalam APBN 2020. "Sementara Indonesia stabil, hanya (tumbuh) sekitar 0,1 persen," katanya.
Sri Mulyani pernah menyebut pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2019 akan berada level 5,08 persen. Angka tersebut jauh di bawah target APBN sebesar 5,3 persen yang dikoreksi kembali pada Juli lalu.(tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bendum Golkar Ungkit Kegagalan Nyata Airlangga Hartarto
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga