BACA JUGA: Istana Segera Bahas Harga Cabe
Indonesia pun mencatat defisit neraca perdagangan terbesar dengan Cina yakni mencapai USD 5,6 miliar.Namun, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (1/2), Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan, tidak perlu ada yang khawatir perihal ini
"Defisit terbesar 2010 memang dengan Cina, (yakni) USD 5,6 miliar, mengalahkan surplus dengan AS
BACA JUGA: Tujuh Bank Daerah Ikut Program FLPP
Tapi jangan khawatir dan berpikir negatif, (soal) besarnya impor dari CinaBACA JUGA: Gandum Tak Perlu Proteksi
Jadi investasi Cina di Indonesia juga meningkat," kata Rusman.Dijelaskan, nilai impor Indonesia pada Desember 2010 tercatat sebesar USD 13,09 miliarSedangkan sepanjang tahun 2010, nilai impor mencapai USD 135,61 miliar, atau meningkat 40,05 persen jika dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar USD 96,83 miliar.
Sedangkan nilai ekspor Indonesia pada Desember 2010 mencapai USD 16,78 miliarSepanjang 2010, nilai ekspor mencapai USD 157,73 miliar, atau meningkat 35,38 persen dibanding periode yang sama tahun 2009Untuk negara tujuan ekspor terbesar non-migas, tercatat ke negara Jepang, disusul Cina dan Amerika Serikat (AS)Kontribusi ketiganya disebut mencapai 34,92 persen.
Sementara, ekspor ke Uni Eropa (27 negara) mencapai sebesar USD 1,93 miliarSementara untuk asal negara barang impor, masih selalu dikuasai Cina dengan nilai mencapai USD 19,69 miliar"(Cina) Menguasai pangsa pasar sekitar 18,19 persenDiikuti Jepang 15,62 persen, dan Singapura 9,29 persen," kata Rusman lagi(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Batubara PT BA ke PLN Diputus Februari
Redaktur : Tim Redaksi