BACA JUGA: Ditanggung, PPN Selang-Regulator Elpiji
Direktur Jasa Ritel Nielsen Indonesia Yongky Susilo menjelaskan, hingga April 2010, pertumbuhan ritel modern untuk 56 produk kemasan telah rebound dengan pertumbuhan sembilan persen, dibandingkan pertumbuhan 2009 yang hanya mencapai lima persen.Jumlah total belanja ritel produk selama 2009 mencapai Rp99,6 triliun
BACA JUGA: Penjualan Tiket Online Terus Tumbuh
Pada kuartal III 2010, jumlah pembelian akan meningkat tajam karena termasuk di dalamnya waktu khusus seperti LebaranBACA JUGA: DGTel Ramaikan Pasar HP Murah
Kendati pertumbuhan ritel naik cukup signifikan, namun pertumbuhannya masih kalah jauh dengan pertumbuhan sektor industri sekunder lainnya, seperti motor, mobil, dan elektronik’’Pertumbuhan penjualan barang elektronik ini naik masing-masing 31 persen, 73 persen dan 30 persenBerarti, sektor usaha mulai kembali bergerak yang didorong optimisme pengusaha dan masyarakat akan kondisi perekonomian Indonesia yang membaik,’’ ujarnya di kantornya Gedung Mayapada Sudirman, Jakarta.
Optimisme konsumen dan pengusaha juga didukung kondisi ekonomi yang membaik seperti cadangan devisa yang mencapai titik tertinggi USD78 miliar, inflasi dan tingkat pengangguran rendah, serta nilai tukar yang stabil’’Namun ada kendala yang akan menghalangi pertumbuhan sektor konsumenYang paling utama adalah ketimpangan antara produksi energi (listrik) dibandingkan konsumsi listrik,’’ tukasnya.
Untuk industri manufaktur seperti semen misalnya, biaya listrik mendominasi sekitar 50 persen biaya produksi, besi (25 persen), serta makanan dan minuman mencapai 35 persen’’Kenaikan tarif listrik 10 persen, idealnya akan menaikkan harga makanan 3,5 persenTetapi asosiasi menyatakan, kenaikan di atas angka tersebut sekitar 5-10 persen,’’ imbuhnya(dew)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bidik 10 Ribu Nasabah
Redaktur : Tim Redaksi