JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, Prof Nizam Jim Wiryawan menilai, pertarungan pilpres 2009 sudah tidak diwarnai isu Jawa-luar Jawa"Tapi pertarungan paham nasionalis dengan internasionalis, yakni yang berpaham neoliberalisme," ujarnya pada diskusi bertema 'Perspektif Ekonomi Indonesia Pascapilpres 2009' di Hotel Ambhara, Jakarta, Minggu (31/5)
BACA JUGA: Pilpres 2009, Pertarungan Cawapres
Diskusi digelar DPP Pemuda Demokrat Indonesia.Rakyat, lanjutnya, disodori dua pilihan, yakni capres yang ingin mewujudkan ekonomi kerakyatan atau yang ingin membawa bangsa ini tetap dikendalikan kekuatan asing
Dia lantas mengkritik kebijakan pemerintahan SBY yang tidak memikirkan ekonomi kerakyatan
BACA JUGA: SBY-Boediono Targetkan 70 Persen di Sumsel
Buktinya, dalam beberapa tahun terakhir, setiap tahunnya jumlah pasar tradisional berkurang sebanyak 15 persenBACA JUGA: Tim Sukses Hanya Suguhkan Ketegangan
"Jadi, kalau bilang 'lanjutkan', itu jelas salahMestinya stop," sindirnya.Senada dengan Jim, pendapat pengamat ekonomi Ichsanuddin NoorsyMenurutnya, kalau pemerintahan SBY tidak mau dituduh berpaham neolib dengan alasan telah menerapkan program Bantuan Langsung Tunai (BLT), itu alasan yang salah"Karena BLT merendahkan harga diri warga penerima BLTPenerapan paham ekonomi neolib memang telah merendahkan harga diri bangsa," ujarnya(sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat : Kampanye Negatif Tak Dilarang
Redaktur : Tim Redaksi