JAKARTA - Ahli etika politik dari Universitas Atma Jaya, Jakarta, Aloys Agus Nugroho mengatakan, di antara ketiga pasangan capres-cawapres, pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dinilai paling baik dalam menyampaikan gagasannyaIklan-iklan yang dipasang di media massa juga sudah secara rinci menyebutkan delapan agenda program, yang dikatakan akan membawa perubahan bagi nasib rakyat
BACA JUGA: Pengamat : Kampanye Negatif Tak Dilarang
Namun, pria yang bekerja di Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya itu menilai, hal itu belum cukup"Delapan program itu harus dibedah lewat debat publik, yang melibatkan banyak kalangan
BACA JUGA: Akhirnya, Megawati-SBY Bersalaman
Jangan hanya seperti press release saja, yang tidak jelas bagaimana cara pencapaiannya," ujarnya saat berbicara pada diskusi bertema 'Etika Berkampanye' di Jakarta, Sabtu (30/5).Dikatakan, materi kampanye itu harus memuat dua hal
BACA JUGA: Mega-Pro Deklarasi Ekonomi Kerakyatan di Pasar Gede Solo
Kedua, memuat aspek hiburan, yang sekaligus menciptakan imej atau citra positif bagi capres-cawapres itu"Tapi jangan sampai upaya pencitraan jauh dari kenyataanMisalnya, digambarkan capres-cawapres itu naik becak, padahal sama sekali dia tak pernah naik becakIni hanya perumpamaan saja," ujarnya.Dia menilai, materi kampanye pasangan capres-cawapres tertentu yang ditonjolkan selama ini lebih banyak aspek hiburan atau pencitraannya sajaSementara, aspek gagasan dan ide dinomorduakan, bahkan sangat sedikit sekali porsinyaBahkan, ada kecenderungan, para anggota tim sukses hanya menuruti saja selera massa, yang memang menyukai keteganganAlhasil, materi yang disampaikan para tim sukses hanya materi-materi yang mengundang polemik dan debat kusir disertai ketegangan(sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... FKB Tegaskan Sikap Tolak Angket DPT
Redaktur : Tim Redaksi