jpnn.com, JAKARTA - Dokter dari RSUD R. Syamsudin Sukabumi Muhammad Yusuf Ginanjar mengingatkan pentingnya pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri, berkonsultasi dengan tenaga medis.
Konsultasi sangat penting, baik mereka yang memiliki gejala maupun yang tidak.
BACA JUGA: Sulit Memastikan Lingkungan Bebas COVID-19, Lakukan 5 Tips Sederhana Biar Tetap Aman
Dokter Yusuf juga mengingatkan pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri khususnya yang bergejala, jangan mengonsumsi obat atau vitamin yang daftarnya tersebar di media sosial, tanpa berkonsultasi dengan dokter.
“Untuk pasien yang melakukan isolasi mandiri memang sebaiknya ada yang memantau dari puskesmas setempat."
BACA JUGA: Anak Demam Setelah Vaksin COVID-19? Jangan Panik, Begini Penanganannya
"Sehingga bisa dilihat perkembangannya apakah ada perbaikan, atau justru mengalami penurunan."
"Apabila terjadi penurunan bisa langsung berkonsultasi apakah sebaiknya dibawa ke rumah sakit atau tidak,” ujar dokter Yusuf saat dihubungi.
BACA JUGA: Kapan Kasus COVID-19 Turun? Begini Prediksi Peneliti UI
Konsultasi diperlukan untuk menyesuaikan kebutuhan obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Pasien yang memiliki komorbid dan masuk dalam kelompok rentan seperti ibu hamil, orang lanjut usia, dan anak- anak, juga diwajibkan melakukan konsultasi.
Agar mendapatkan penanganan isolasi mandiri dan obat-obatan yang disesuaikan dengan tubuh atau penyakit bawaannya.
“Kondisi pasien terkonfirmasi COVID-19 yang disertai penyakit komorbid, dan kondisi rentan seperti hamil atau lansia itu lebih sangat disarankan untuk konsultasi terlebih dulu sebelum isolasi mandiri."
"Karena berkaitan dengan kondisi penyakit-penyakit yang diderita sebelumnya, apakah akan memungkinkan untuk isoman atau tidak,” ucapnya.
Ada pun gejala umum yang dialami oleh pasien COVID-19 di antaranya sakit kepala, sakit tenggorok, pilek, demam, batuk yang umumnya batuk kering.
Kemudian, kelelahan, anoreksia, kehilangan indra penciuman (anosmia),kehilangan indra pengecapan (ageusia), nyeri tulang dan mual.
Gejala lain, muntah, diare, radang mata, kemerahan pada kulit, hingga frekuensi nafas 12-20 kali permenitnya.
Gejala yang mungkin timbul adalah sesak nafas dan nyeri dada yang sudah masuk ke kategori gejala sedang hingga berat.
Di tengah era digitalisasi ini, pasien COVID-19 yang ingin isolasi mandiri pun bisa berkonsultasi via layanan telemedisin.
Kementerian Kesehatan mengumumkan ada 11 layanan telemedisin yang bisa diakses oleh masyarakat.
Di antaranya KlikDokter, AloDokter, GoodDoctor, Halodoc, Klinikgo, SehatQ, YesDok, ProSehat, LinkSehat, MILVIK dan Getwell.
Presiden Joko Widodo sebelumnya juga mengatakan, pasien COVID-19 bergejala ringan yang menjalankan isolasi mandiri akan mendapatkan bantuan paket obat COVID-19.
Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Menteri Kemenko Marves Luhut Binsar Panjaitan pun memastikan paket bantuan obat COVID-19 itu akan dibagikan mulai Kamis (15/7) dengan bantuan telemedisin dan juga TNI.
Obat-obatan akan diberikan kepada pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri setelah melewati proses konsultasi dengan dokter.
Ada pun obat yang sebelumnya diumumkan dibagikan lewat 11 layanan telemedisin untuk pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri yaitu Vitamin C, D, E dan Zinc untuk pasien tidak bergejala.
Sementara untuk pasien bergejala ringan akan mendapatkan paket vitamin bersama dengan obat antibiotik, obat antivirus, atau pun penurun panas.(Antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang