Pasokan Listrik Jawa Aman

Pemerintah Kebut Pembangunan PLTU

Rabu, 09 Oktober 2013 – 09:10 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah memastikan krisis listrik seperti yang terjadi di Sumatera Utara tidak akan terulang di Jawa. Kekhawatiran tersebut sempat mencuat gara - gara molornya persiapan PLTU Batang, Jawa Tengah. Padahal, PLTU berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (mw) itu diharapkan menjadi salah satu pengimbang konsumsi listrik yang terus meningkat.

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman mengungkapkan, pihaknya sudah punya rencana menanggulangi terlambatnya realisasi pasokan listrik dari PLTU berkapasitas terbesar tersebut. Salah satunya, menggenjot dua proyek pembangkit yang saat ini berjalan.

BACA JUGA: Perekonomian Nasional Membaik

''Saat ini financial closing proyek PLTU Batang sedang diperpanjang. Untuk mengantisipasi keterlambatan, pemerintah mempercepat pembangunan PLTU lainnya di Jawa,'' ujarnya di Jakarta kemarin (9/10).

Pembangkit yang pertama adalah PLTU Cilacap Ekspansi. Proyek yang ditandatangani April lalu itu berkapasitas 1 x 660 mw. Dengan perkiraan produksi listrik 4.300 gigawatt per jam (gWh) per tahun, proyek tersebut diperkirakan punya kecepatan realisasi cukup tinggi. Sebab, proses financing yang bia­sanya butuh setahun dipangkas menjadi dua bulan. Konstruksi pembangkit listrik diperkirakan berlangsung hingga 36 bulan. Dengan begitu, pemerintah memproyeksikan PLTU Cilacap bisa me­masok sistem Jawa-Bali pada 2016.

BACA JUGA: Janjikan Modal Awal untuk Bank Tani

Pembangkit listrik yang kedua adalah PLTU Cirebon dengan kapasitas 1 x 1.000 mw. Pembangkit listrik tersebut saat ini memang masuk tahap negosiasi harga jual listrik. Namun, jika proses tersebut bisa diselesaikan tahun ini, konstruksi bisa langsung dikerjakan tahun berikutnya. Artinya, PLTU Cirebon bakal masuk ke jaringan listrik Jawa-Bali pada 2017.

''Kami akan mempercepat pembangunan dua PLTU tersebut sehingga totalnya akan menambah pasokan listrik 1.660 mw. Saya rasa itu cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik pada 2017-2018 karena molornya proyek PLTU Batang,'' ungkapnya.

BACA JUGA: Awasi Upaya Deindustrialisasi Melalui Pasal Selundupan

Optimisme terhindarnya wilayah Jawa dari krisis listrik muncul karena pasar memang sudah matang. Kebanyakan pasar di wilayah Jawa sudah tersambung akses listrik. Dengan begitu, pertumbuhan listrik dari konsumen baru lebih jarang. Hal itu tidak sama dengan pertumbuhan konsumsi listrik di Sumatera yang mencapai dua digit. ''Pertumbuhan listrik di Jawa itu per tahun masih di bawah 9 persen, sedangkan di luar Jawa rata-rata di atasnya,'' jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Operasi Jawa-Bali-Sumatera PT PLN (Persero) Ngurah Adnyana merasa khawatir karena adanya keterlambatan pembangunan pembangkit PLTU Batang. Sebab, PLTU itu sudah masuk ke rencana pengembangan sistem Jawa-Bali. Dalam rencana usaha, PLN mencatat pertumbuhan listrik akan meningkat 9,5 persen setiap tahun pada periode 2009-2018. Dari asumsi itu, perseroan menyatakan kebutuhan listrik Jawa-Bali bakal mencapai 250,9 tWh pada 2018. (bil/c5/oki)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggap Kerjasama Bilateral Lebih Efektif Dibanding APEC


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler