jpnn.com - JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, sejauh ini sudah 130 orang berada di Kedutaan Besar Republik Indonesie (KBRI) untuk Filipina. Mereka dipindahkan ke KBRI dalam penyelidikan dugaan penipuan pemberangkatan haji.
"Tadi malam, 130 kalau tidak salah. Jadi begitu diverivikasi pindah ke kedutaan. Itu yang saya dapat laporan dari LO (liaison officer, red). Mungkin sekarang sudah bertambah lagi," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/8).
BACA JUGA: Perlu Sinergi Eksekutif-Legislatif untuk Kembalikan Status WNI Archandra
Tito menerangkan, nantinya 130 orang yang sudah berada di KBRI Filipina akan diverivikasi kewarganegaraannya.
"Masalah pemulangan dilakukan oleh Kemenlu, kami hanya membantu ada Liasion Officer dan polisi berpangkat kombes yang membantu," jelas Tito.
BACA JUGA: Sabar, Pimpinan DPR Belum Bisa Depak Fahri Hamzah
Tito menerangkan, pihaknya juga mengirimkan sejumlah tim dari Bareskrim untuk melihat apakah di antara mereka ada utusan biro perjalanan yang mengawal para calon haji.
"Yang jelas dari Polri tugasnya penyidikan. Kami sudah mengirim tim untuk melakukan interview, melihat apakah ada pidana atau tidak misalnya penipuan, sengaja melakukan pemalsuan paspor. Nanti ini kami dalami. Tim yang sudah dibentuk Bareskrim sudah bergerak. Ada sejumlah tim baik di Indonesia maupun di Filipina," terang Tito.
BACA JUGA: Fredi Budiman Merekam Testimoni sebelum Dieksekusi, Nih Sebagian Isinya...
Sementara, terkait apakah pihaknya sudah menemukan bukti adanya unsur penipuan dalam pembuatan paspor. Sebab sebelumnya, Bareskrim menyebutkan ada delapan agen travel yang diduga melakukan tindak pidana tersebut.
Tito hanya menegaskan, pihaknya saat ini masih bekerja.
"Jangan saya bicara detil soal itu, karena sekarang tim sudah bergerak. Saya tidak ingin menggagalkan strategi penyidikan dari Bareskrim. Nanti sudah ada yang jelas hasilnya akan kami sampaikan," tandas Tito. (Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Sudah Terima Video Pesan Terakhir Fredi, Setelah Itu....
Redaktur : Tim Redaksi