Pasport DIY Beredar di Facebook

Selasa, 30 November 2010 – 19:48 WIB

JAKARTA -- Polemik mengenai mekanisme pengisian kursi gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengundang reaksi para facebookerNetty Radja misalnya, dengan gaya bercanda dia 'mengajak' kawan jejaring sosialnya untuk siap-siap membuat paspor DIY.

"Sing arep gawe Paspor Jogja monggo lhooo...

BACA JUGA: Gamawan Ajak Hati-hati Respon Polemik Monarki

mumpung masih wacana, kalo udah beneran pasti suksukan antrine..
heheheee....

BACA JUGA: Karena Silet, Hary Tanoe Terancam Dibui

.Syarat mudah : lulusan Yogya bawa fotocopy ijazah dan penduduk bawa KTP Yogya
Bebas bea visa..

BACA JUGA: MPR Minta SBY Hargai Sultan dan Rakyat Jogja

hahahaaa...," begitu status yang dibuat hari ini (30/11).

Komentar terhadap candaan alumni Fisipol UGM itu pun menarik"Hahaha...ide kreatif...coba dikirim juga ke akun SBY....(Si Butet Yogya)...," tulis salah satu komentator.

Dwi Pratomo Yulianto, juga alumni Fispol UGM, menulis kenangan materi yang pernah diajarkan dosen fenomenal Ilmu Pemerintahan UGM, Prof Josef Riwukaho, dalam akun FB-nya"Jadi ingat kuliah Pak Josef Riwikaho: A monarchy is a form of government in which all political power is absolutely or nominally lodged with an individual, known as a monarch (single ruler), or king (male), queen (female)As a political entity, the monarch is the head of state, generally until their death or abdication, and is wholly set apart from all other members of the state(Wikipedia)Jogja gitu gak seh?," tulisnya.

Hasanudin M Kholil, mantan Ketua BEM UGM yang kini aktifis LSM di Jakarta, juga menulis komentarnya"Yakinlah Yogyakarta akan tetap menjadi daerah yg istimewa, sekalipun gubernurnya berkuasa melalui proses Pilkada, bukan karena "warisan"Terlalu sederhana memahami keistimewaan Yogyakarta hanya dari cara bagaimana gubernurnya berkuasaKesultanan Yogyakarta adalah asset bangsa yg tak ternilaiSudah semestinya ditempatkan lebih terhormat lebih dari sekedar polemik jabatan kegubernuran," begitu pendapat Hasan.

Tanggapan terhadap polemik ini juga disampaikan Sultan MuchtarMantan aktifis mahasiswa UGM itu menulis," Kepada yth pimpinan UMUM HARIAN KOMPAS JAKOB OETAMAHari ini di halaman utama koran dengan nada provokatif soal reaksi rakyat YogyaAPAKAH ANDA melupakan apa yg sudah dilakukan LITBANG KOMPAS di tahun 2007 yang mendorong Sultan untuk Mundur dari GUBERNUR DIY," tulisnyaDia juga menyuplik jajak pendapat dimaksud(sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keterlibatan Oknum Aparat di Pasar Narkoba Masih Tinggi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler