jpnn.com - JAKARTA - Mabes Polri memastikan bahwa Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu Badan Pengusahaan Batam Dwi Djoko Wiwoho memang bergabung dengan militan Negara Islam atau ISIS.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan menuturkan bahwa awalnya Djoko mengajukan cuti kepada kantornya.
BACA JUGA: Polri Buka Peluang Usut Kasus Lain di Pelindo
Kemudian Djoko mengajukan permintaan mendapatkan visa ke Belanda. Namun, kata dia, saat berangkat itu visanya tidak dibawa. Setelah itu, Djoko bersama istrinya terindikasi berangkat ke Turki.
"Sebetulnya cutinya sampai tanggal 1 September tetapi sampai hari ini tidak kembali," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan di Mabes Polri, Selasa (10/11).
BACA JUGA: Edan, Dua Warga Pekanbaru Gabung ISIS karena Ingin Masuk Surga
Nah, keberadaan Djoko terakhir diketahui lewat pesan yang dikirim kepada atasannya agar disampaikan kepada orang tuanya. "Bahwa tolong disampaikan kepada orang tua saya bahwa saya akan berhijrah dan akan bergabung dengan Daullah Islam atau ISIS," kata Anton.
Jadi, Anton melanjutkan, sampai saat ini yang bersangkutan belum kembali lagi ke Indonesia. Menurut dia, Polri tentu akan melakukan pengecekan data maupun komunikasi, informasi serta siapa yang mempengaruhi Djoko untuk pergi ke Suriah.
BACA JUGA: Bantah Merusak Rekonsiliasi, Kubu Agung Sodorkan Tawaran buat Ical
"Kalau belum kembali, kaki tunggu itu kembali. Karena sudah jelas menyatakan akan bergabung dengan negara daulah Islam, akan pergi berjihad, akan pergi hijrah, otomatis ya sudah ke sana," katanya.
Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti pun mengatakan, kalau memang benar Dwi Djoko sudah bergabung dengan ISIS di Irak atau Suriah, maka Polri tidak akan mencarinya.
"Kalau sudah ke sana, ngapain dicari?" kata Haiti.
Sebelumnya diberitakan, seorang kerabat Djoko di PTSP juga mengakui bahwa Densus 88 Antiteror Mabes Polri sudah ke bagian PTSP untuk mencari keterangan terkait menghilangnya Djoko.
Bahkan menurutnya, rumah Djoko di Sekupang, Batam juga sudah pernah didatangi Mabes Polri. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Surat Edaran Kapolri, Jokowi Harus Belajar Dari Sejarah Soeharto
Redaktur : Tim Redaksi