jpnn.com, WAINGAPU - Serangan hama belalang (Lacusta Migratoria) rupanya tidak hanya berdampak pada tanaman pertanian warga di kabupaten Sumba Timur tapi juga arus lalu lintas udara. Buktinya, Sabtu (10/6) sekitar pukul 12.00 pesawat Nam Air yang hendak mendarat di bandara Umbu Mehang Kunda (UMK) Waingapu terpaksa harus menunda pendaratannya hingga tiga jam.
Pasalnya, sekitar 2 jam belalang mengepung hampir seluruh lokasi bandara tersebut. Sejumlah petugas bandara pun dibuat panik karena serangan hama musiman petani di Sumba Timur itu. Petugas bandara berupaya mengusir belalang menggunakan mobil dan sirene.
BACA JUGA: Dirjen Udara Lakukan Ramp Check Kenyamanan Angkutan Lebaran
Beruntung hembusan angin yang cukup kencang memaksa belalang yang sempat mengitari tower dan petunjuk arah angin itu pergi meninggalkan bandara dan pesawat Nam Air baru dapat mendarat sekitar pukul 15.15 wita.
Sekitar 30 puluh menit kemudian, setelah menaikkan semua penumpang, pesawat tersebut take off meninggalkan bandara UMK menuju Denpasar dan Surabaya. Meski mengakui insinden itu namun Kepala Bandara UMK, Lamro P Sihombing menegaskan tidak ada kerugian berarti terkait serangan belalang tersebut.
BACA JUGA: JAS Sesuaikan Prosedur Larangan Bawa Laptop ke Pesawat
"Memang akibat serangan belalang itu berdampak pada tertunda dan terganggunya pendaratan pesawat karena lokasi bandara dipenuhi oleh belalang. Kita khawatir kalau pesawat dipaksakan mendarat maka akan mengganggu engine pesawat," jelasnya.
Dikatakan, meski belalang telah berlalu karena bantuan angin, kecemasan akan kembalinya belalang masih tetap ada. Pasalnya, hingga kini belalang tersebut kemungkinan sedang istirahat di pepohonan dan rerumputan sekitar wilayah kelurahan Kambaniru dan kelurahan Mauhau dan bukan tidak mungkin akan kembali ke bandara UMK.(jun)
BACA JUGA: 6 Tips Agar Mudah Tidur di Pesawat
BACA ARTIKEL LAINNYA... B.J.Habibie: Kita Harus Bikin Pesawat
Redaktur & Reporter : Friederich