SANAA - Presiden Ali Abdullah Saleh sama sekali tak mengindahkan seruan masyarakat internasionalSehari setelah memerintahkan penangkapan para tetua suku Yaman, pemimpin 65 tahun itu menginstruksikan serangan udara kemarin (26/5)
BACA JUGA: Segera Ekstradisi Jagal Bosnia ke Belanda
Targetnya masih sama, para tetua suku dan warga sipil pendukung oposisiBeberapa pesawat tempur terlibat dalam serangan udara yang dilancarkan di Provinsi Naham tersebut
BACA JUGA: Kelompok G8 Desak Kadhafi Mundur
Dalam waktu singkat, kawasan di sebelah timur laut Kota Sanaa itu berubah menjadi medan perangBACA JUGA: Gila, 28 Masjid Dihancurkan Tentara
Mereka menggerakkan pasukannya untuk membalas serangan militer yang loyal terhadap Saleh tersebutSejumlah warga sipil menjadi korban dalam bentrok tak seimbang tersebutNamun, jumlah pasti korban yang tewas dan terluka masih belum bisa dipastikanSejak bentrok pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok kesukuan pecah Senin lalu (23/5), tak kurang dari 100 orang tewasBaik dari kubu pemerintah maupun oposisi. Sedangkan, jumlah korban yang terluka dilaporkan ratusan.
Kendati demikian, para pejuang Suku Hashid, suku paling dominan di Yaman, berhasil merebut kamp militer milik Garda RepublikBahkan, mereka juga berhasil menewaskan komandan lapangan pasukan elit pemerintah tersebut"Untuk sementara, kami bisa mencegah pasukan pemerintah bergerak ke ibu kota," ujar Sheikh Ali Saif, salah seorang tetua berpengaruh di Naham.
Tapi, harga yang harus dibayar kelompok pro-oposisi dalam bentrok di al-Fardha Nehem tersebut tidak murahMenurut Saif, tak kurang dari 12 pejuang Suku Hashid tewas dalam bentrok kemarinSebab, mereka harus menghadapi pasukan pemerintah yang didukung sejumlah pesawat pengebomSelain serangan bertubi-tubi di darat, para pejuang Suku Hashid juga harus mewaspadai bom dari udara.
Terpisah, Sheikh Sadiq al-Ahmar, ketua Federasi Suku Hashid sekaligus tetua suku paling berpengaruh di ibu kota, mengatakan bahwa sebenarnya kedua belah pihak sudah menyepakati gencatan senjataGencatan senjata itu menjadi langkah awal bagi kedua belah pihak untuk melangsungkan mediasi"Jika rezim Saleh menghendaki revolusi damai, kami siapTapi, jika mereka memilih perang, kami pun siap," tandasnya
Kemarin, tak kurang dari 30 pejuang Suku Hashid dimakamkan di SanaaMereka hanyalah sebagian dari puluhan korban kekejian pasukan Saleh yang tak henti merepresi oposisi sejak kali pertama revolusi sipil meletus di YamanBahkan, ancaman sanksi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) pun tak sedikitpun menyurutkan niat Saleh untuk membungkam suara mereka yang menuntut dia mundur.
Saat oposisi menjadi semakin kuat karena terus menuai dukungan rakyat, Saleh tak mau kalahDia melakukan berbagai cara untuk menunjukkan kepada dunia bahwa pengaruhnya masih kuatKemarin, lewat SMS, kubu Saleh mengundang para pendukungnya menghadiri aksi damai bertajuk "Friday of Law and Order." Pada hari yang sama, oposisi menyerukan aksi "Friday of Peaceful Revolution" lewat Facebook
"Kita harus menghentikan aksi kriminal yang mencederai hak-hak kita sebagai warga negara dan pemberontakan yang mengancam stabilitas negeri ini," tulis kubu Saleh alam pesan pendek yang beredar kemarinMereka mengklaim aksi oposisi yang meneriakkan revolusi dan menuntut perubahan sebagai bentuk pelanggaran konstitusiSebaliknya, oposisi menilai represi Saleh sebagai bibit perang sipil.
Sementara itu, menyusul AS, pemerintah India juga mengimbau seluruh warganya yang berada di Yaman untuk segera pulangKonon, di negeri yang sedang tercabik perang saudara tersebut, terdapat sedikitnya 14.000 warga India"Seluruh warga India di Yaman diimbau untuk segera meninggalkan negara tersebut dengan sarana apapun yang memungkinkan," terang Kementerian Luar Negeri dalam situsnya.
Dalam imbauan tersebut, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Manmohan Singh itu juga memerintahkan seluruh warga India yang berada di Yaman untuk menghindari ke luar rumah"Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, seluruh warga India yang tinggal di Yaman diimbau dengan sangant untuk tidak meninggalkan rumah," tulis kementerian lebih lanjutTapi, Kedutaan India di Sanaa akan tetap beroperasi normal(AP/AFP/BBC/hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UU Bir Diusulkan jadi Warisan Budaya Dunia
Redaktur : Tim Redaksi