jpnn.com, SURABAYA - Kodam V/Brawijaya dan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Jatim menyiapkan personel dan mengirim bantuan ke lokasi bencana di Palu dan sekitarnya.
Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman menyatakan, pihaknya menyiagakan pasukan kemarin (30/9).
BACA JUGA: OSO Setuju Gempa dan Tsunami Sulteng Jadi Bencana Nasional
Personel itu berasal dari Batalyon 500 Raider. "Mereka baru pulang dari Papua," katanya di sela-sela menerima pawai bendera tiga matra TNI di Kodam V/Brawijaya.
Apabila dibutuhkan, batalyon tersebut bisa digerakkan. Selain itu, ada Batalyon Kavaleri dan Arhanud.
BACA JUGA: Gempa Sulteng: Tolong, 7 Kecamatan di Sigi Terisolasi
Total seluruhnya sekitar 1.500 orang. Mereka bisa menangani berbagai hal. Mulai evakuasi hingga distribusi logistik.
"Selain mereka, kami masih memiliki Batalyon Zeni di Malang yang juga siap berangkat," ungkap dia.
BACA JUGA: Berada di Pengungsian, Istri Pasha Ungu Kangen Anak
Arif juga meminta seluruh komando distrik militer (kodim) di teritorialnya untuk mengumpulkan bantuan.
Setelah terkumpul, bantuan tersebut akan diangkut kapal. "Ini bencana besar yang harus ditangani bersama," imbuh dia.
Saat ini kapal yang sudah berada di lokasi adalah KRI dr Soeharso. Kapal rumah sakit itu berangkat dari Jakarta Jumat malam (28/9).
Kapal tersebut dilengkapi helikopter untuk distribusi logistik dan evakuasi korban.
Pengiriman bantuan yang dilakukan TNI terus berlangsung. Sebelumnya, tenaga medis dari Korps Marinir berangkat melalui Pangakalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda. Mereka diangkut pesawat milikt TNI-AU menuju lokasi bencana.
Lebih dari 100 personel berangkat ke lokasi. Mereka di bawah komando Letkol Laut (K) drg Bachtiar Effendi.
Pasukan itu membawa beberapa perlengkapan. Misalnya, ambulans, sepeda motor, genset, tenda, tandu lapangan, dental set, mesin fogging, peralatan dapur, dan logistik prajurit.
Sasaran mereka adalah memberikan pertolongan dari segi kesehatan. Kemarin giliran pesawat milik TNI-AL yang berangkat ke lokasi bencana.
Pesawat CN-235 itu mengangkut bantuan dari Sampoerna Rescue Centre. Bantuan tersebut langsung diturunkan di lokasi bencana.
Bisa jadi, distribusi bantuan itu bukan kali terakhir di Juanda. Masih ada bantuan lain yang siap dikirim ke Palu.
Saat ini sarana transportasi yang memungkinkan adalah pesawat militer. Sebab, bandara di Palu masih rusak.
Landasan pacu yang bisa difungsikan hanya 2 kilometer. Tidak bisa digunakan untuk lepas landas maupun pendaratan pesawat jet. (riq/c10/git/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Belum Bisa Melayani Pesawat Jet
Redaktur & Reporter : Natalia