jpnn.com, TARAKAN - Pasukan TNI di Kalimantan Utara telah memperketat pengawasan terutama di pintu-pintu keluar dan masuk penumpang, guna mengantisipasi masuknya kelompok teroris yang terafiliasi ISIS dari Marawi, Pulau Mindanao, Filipina.
Bandara Internasional Juwata Tarakan salah satunya. Komandan Lanud Tarakan, Kolonel Pnb Didik Kristyanto mengatakan, pihaknya mendapat instruksi langsung dari Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) II Marsekal Pertama (Marsma) TNI Yadi Indrayadi S untuk lebih memperketat pengawasan di bandara.
BACA JUGA: Filipina Serukan Militan Maute Menyerah..atau Mati!
“Berdasarkan instruksi tersebut, kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak Bandara Juwata Tarakan untuk mengecek lebih ketat keimigrasian penumpang yang datang maupun pergi, khususnya penumpang dari Malaysia dan Filipina,” tuturnya seperti diberitakan Radar Tarakan (Jawa Pos Group).
Pengecekan keimigrasian penumpang ini tidak lain bertujuan untuk mengantisipasi masuknya jaringan terorisme dari Filipina yang bisa saja sebelum masuk ke Indonesia, singgah terlebih dahulu ke Malaysia.
BACA JUGA: Jangan Khawatir, TNI Pasti Belajar dari Kasus Masa Lalu
“Kami tidak mau kecolongan, jangan sampai Tarakan menjadi pintu keluar masuknya teroris,” tegasnya.
BACA JUGA: Komnas HAM: Keterlibatan TNI Menjadi Langkah Terakhir
Menurutnya, Tarakan sangat berpotensi dijadikan lokasi persinggahan teroris yang sedang menuju ke Filipina ataupun sebaliknya, sehingga wajar perlu peningkatan kewaspadaan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Panglima TNI juga sudah menginstruksikan hal demikian, meski tidak tertulis, instruksi peningkatan kewaspadaan akan kami lakukan sesuai dengan penekanan dari pimpinan kami langsung,” ungkapnya.
Terpisah Komandan Kodim 0907 Tarakan, Letkol Inf Pujud Sudarmanto mengatakan, di masing-masing daerah sudah diinstruksikan untuk melakukan peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme.
“Kami akan bersinergi dengan Polri untuk menangkal ancaman ini, agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” bebernya.
Selain itu pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak Imigrasi Tarakan agar melakukan pengecekan secara mendetail orang-orang yang datang maupun berangkat ke luar negeri.
“Tidak hanya orang yang datang maupun berangkat ke Filipina saja yang dicek, tapi semua orang yang akan datang maupun berangkat ke luar negeri tanpa terkecuali,” tegasnya.
Terkait apakah ada upaya penambahan Satgas Pamtas yang bertugas di Kaltara untuk mengantisipasi masuknya militan ISIS ke Indonesia, dirinya menuturkan hal tersebut bisa dilakukan sesuai protap yang berjenjang sesuai garis komando.
“Untuk mengerahkan pasukan tambahan ada protapnya, yakni melapor ke Komando Resort Militer (Korem) diteruskan ke Komando Daerah Militer (Kodam). Dari Kodamlah yang bisa meminta barikade untuk mengerahkan pasukan, terkait terorisme saat ini intinya kita harus waspada,” ucapnya.
Sementara itu Kapolres Tarakan, AKPB Dearystone Supit mengatakan, Polres Tarakan juga mendapat instruksi oleh pimpinan untuk lebih waspada pasca kejadian terorisme beberapa waktu ini.
“Meski tidak mengeluarkan instruksi untuk siaga 1, kami tetap diminta untuk meningkatkan kewaspadan terhadap berbagai ancaman yang dapat mengganggu keamanan di masing-masing daerah,” bebernya.
Kapolres menuturkan, saat ini intelijen yang ada di lapangan terus melakukan pengawasan berkaitan dengan hal-hal yang dapat mengancam keamanan daerah.
“Intelijen kami di lapangan sudah bergerak, intinya kami siap mengamankan Tarakan dari ancaman apapun itu,” pungkasnya.
Sementara itu, Komandan Lantamal XIII Tarakan, Laksamana Pertama TNI Ferial Fachroni mengatakan, adanya kejadian pengeboman di Manchester, Inggris dan Kampung Melayu, Jakarta akibat aksi teroris membuat pihaknya secara otomatis langsung mengambil sikap siaga mengantisipasi hal serupa.
"Bila ada kejadian seperti itu, kita tidak perlu menunggu instruksi pusat untuk siaga, tapi sudah secara otomatis peningkatan kesiagaan," tuturnya.
Dirinya juga menaruh perhatian terhadap bentrok antara militer Filipina dengan kelompok ISIS, yang merupakan salah satu kelompok teroris yang perlu diwaspadai semua pihak.
"Mengingat perairan Indonesia berbatasan langsung dengan Filipina, sehingga pengawasan terhadap perairan perbatasan akan lebih diperketat setelah kejadian di Filipina," bebernya.
Diperketatnya pengawasan perairan perbatasan, merupakan upaya untuk mengantisipasi masuknya teroris asal Filipina ke Indonesia melalui jalur laut.
"Bisa saja mereka (ISIS) terdesak oleh militer Filipina dan berusaha kabur melalui jalur laut, di sini kita harus antisipasi agar tidak kecolongan," ucapnya. (jnr/ddq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... WNI Dikabarkan Tewas dalam Pertempuran di Marawi, Masih Misteri
Redaktur & Reporter : Soetomo