jpnn.com - Pasangan suami istri, Baharudin, 26, dan Heni Afsari, 22, sukses berbisnis susu buah dengan nama brand H & B Time. Seperti apa?
EVA DEWI MUTMAINAH
BACA JUGA: Cerita Mbah Rono, Pak SBY pun Tak Berani Intervensi
BISNIS susu seger sudah bertebaran di mana-mana. Namun bisnis ini tetap menjanjikan. Itu pula yang mendorong pasutri Baharudin dan Heni Afsari untuk membuka usaha susu segar.
Hanya bedanya, keduanya mengklaim bisnis olahan susunya fresh, tanpa bahan pengawet dan low sugar dengan menawarkan variasi rasa buah seperti anggur, mangga dan lain-lain.
BACA JUGA: Jualan Keripik Singkong Terkerek Online, Omzet Rp 30 Juta
Saat ditemui di outlet H & B Time di bilangan Jalan Slamet Riyadi, Gayamsari, Semarang, Baharudin mengaku sebelumnya sudah mempunyai outlet susu buah di Bali dengan nama “Bos Man Juice”, serta di Bandung dan Jakarta dengan nama “Klinik Susu”.
Ia sengaja menggunakan nama berbeda di setiap bisnis susunya di setiap daerah lantaran ia tidak bekerja sendirian. Namun menggandeng partner yang berbeda.
BACA JUGA: Budidaya Ikan Koi, Omzet Puluhan Juta Rupiah per Bulan
“Untuk nama H & B sendiri diambil dari nama saya dan istri, Bahar dan Heni. Saya ingin mengenalkan nama kami untuk Kota Semarang ini,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Ia mengaku, merintis bisnis susu buah sejak masih mahasiswa. Bermula saat dirinya mendapat tugas kewirausahaan dari dosennya. Ketika itu, ia melihat bisnis kuliner roti dan es teh sudah banyak.
Bahar –sapaan akrab Baharudin-- pun berpikir untuk menemukan bisnis lain. Ia pun menemukan ide berbisnis susu yang dikreasikan dengan warna dan rasa yang dapat membuat orang suka dengan produk ini.
“Kami membuat bisnis ini juga untuk membantu mahasiswa yang sedang melakukan tugas kewirausahaan tapi tidak memiliki modal, kami ajak sebagai partner kerja,” tambah lulusan S1 Universitas Trisakti Jakarta ini.
Pun di Semarang, ia juga menggandeng banyak partner. Namun saat awal masuk Semarang, Bahar dan Heni merasa ragu berpromosi setelah melihat Semarang kota transit.
Namun setelah keduanya melakukan promosi menggunakan mini cooler ke daerah wisata selama satu bulan, akhirnya mendapatkan sekitar 20 partner.
Diakui, usaha yang baru dirintis selama 3 bulan ini mengalami beberapa permasalahan, salah satunya penjiplakan produk kuliner ini. “Bahkan ada 5 penjiplak produk kami di Semarang,” akunya.
Namun belajar dari pengalaman berbisnis di Bali, Bandung, dan Jakarta, yang juga pernah mengalami kegagalan namun mampu bangkit, membuat keduanya sudah tahan banting dengan kendala tersebut.
Bahkan dengan perjuangan gigih, kini penjiplak produknya yang masih bertahan tinggal satu orang.
“Waktu merintis usaha dulu kami tidak punya blender, kemudian untuk memanaskan susu menggunakan teko listrik. Tapi, sekarang bisa menjual 50 lebih botol tiap harinya, pernah juga menjual sampai 100 botol. Hal ini membuat kami selalu bersyukur dengan apa yang dikasih Allah SWT,” ucap Heni.
Saat ini, H & B Time memiliki 10 partner kerja yang sebagian besar mahasiswa. Mereka diberi pelajaran mengenai manajemen pemasaran dan komunikasi.
Bahar mengaku untuk beberapa waktu ke depan akan fokus pada bisnis susu H & B Time ini sampai bisa menaklukkan Semarang.
“Aku harus bisa menghabiskan kegagalan sampai aku bisa mendapatkan yang namanya keberhasilan,” katanya. (*/aro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Geliat Jajanan Maksiat di Kota Kembang, Tinggal Tunjuk
Redaktur & Reporter : Soetomo