Patuhi Aturan, Kementan Tunda Keberangkatan Peserta Magang ke Jepang

Minggu, 01 Agustus 2021 – 19:27 WIB
Kementan tunda keberangkatan petani muda peserta magang ke Jepang lantaran adanya PPKM Level 4 dan larangan masuk ke negara tujuan. Foto: humas BPPSDMP Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) memberikan kesempatan kepada petani muda untuk belajar tentang tata kelola pertanian yang maju, mandiri dan modern di luar negeri.

Salah satu negara yang menjadi tempat untuk belajar adalah Jepang. Tetapi, adanya kebijakan pembatasan masuknya WNA di Jepang termasuk asal Indonesia menyebabkan pemberangkatan peserta magang itu tertunda.

BACA JUGA: Kementan Bocorkan Rahasia Pengembangan Budi Daya Pisang Berprospek Ekspor

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SY) mengatakan penyiapan tenaga kerja harus dilakukan.

"Kita membutuhkan petani milenial yang siap bersaing secara global. Untuk itu, kemampuan tenaga tani harus disiapkan, salah satunya melalui program magang. Harapannya, ilmu yang diterima dapat diterapkan sekembalinya ke Indonesia," ujar Mentan Syahrul.

BACA JUGA: Seorang Tersangka Korupsi Asabri Meninggal Dunia, Begini Penjelasan Kejaksaan

Dia menilai keberhasilan pertanian di Indonesia ini bukan karena alat mesin pertanian atau teknologi yang canggih, tetapi dari SDM yang menggunakannya. Oleh karena itu, calon peserta magang harus benar-benar memanfaatkan peluang ini sebaik-baiknya guna diterapkan lagi di Indonesia setelah selesai magang.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi beberapa waktu lalu menyatakan bahwa petani milenial harus disiapkan untuk terjun ke bisnis pertanian.

BACA JUGA: Arfi: Mau Lulus Tes PPPK 2021, Honorer Harus Punya 2 Modal Ini

"Baik bisnis pertanian level dalam negeri maupun di level internasional. Salah satu caranya dengan magang ke Jepang," ucap Dedi.

Pria yang akrab disapa Prof Dedi itu menyebut pelatihan magang bagi pemuda tani ini adalah peluang yang bagus untuk meningkatkan kompetensi pemuda tani di Indonesia.

"Peserta akan dilatih mengenai teknis dan manajemen pertanian, bahasa Jepang, serta akan ditingkatkan fisik mental dan disiplinnya," kata Dedi.

Setelah pelatihan, peserta akan mengikuti tes bahasa melalui Japan Language Proficiency Test (JLPT) N4 atau Japan Foundation Test (JFT)-Basic A2 dan juga Tes Skill pertanian melalui Agriculture Skill Assessment Test (ASAT).

Kedua sertifikat tersebut merupakan bagian dari persyaratan untuk mengajukan visa 'Pekerja Berketerampilan Khusus' atau Specific Skilled Worker (SSW)/ Visa Tokutei Ginou.

Terkait penundaan, Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah menjelaskan bahwa pemerintah memberlakukan PPKM Level 4 yang membatasi pergerakan orang di semua kondisi, baik perkantoran, perdagangan, perhubungan dan lainnya  yang harus dipatuhi oleh seluruh warga negara tanpa kecuali.

"Di Jepang sendiri pembatasan masuknya warga negara lain termasuk Indonesia telah diberlakukan, karena tingginya lonjakan kasus penularan Covid 19 (Info: https://www.mofa.go.jp/ca/fna/page4e_001053.html),” ucap Munifah.

Secara teknis, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan) Lely Nuryanti menerangkan, semua peserta pelatihan yang berjumlah 30 orang telah mendapatkan pembekalan oleh Kementan di BBPP Kupang dan sudah didaftarkan tes Japan Foundation Test (JFT).

Walakin, semuanya dibatalkan oleh penyelenggara tes JFT, karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. (Info: https://ac.prometric-jp.com/testlist/jfe/jftbasic_indonesia.html).

"Kementan melalui BBPP Kupang memberikan alternatif untuk didaftarkan pada tes berikutnya, hanya saja jadwal tes JFT berikutnya memang tidak bisa dipastikan karena kondisi Covid-19 saat ini. Tes JFT merupakan kewenangan penyelenggara tes, bukan kewenangan balai, sehingga balai juga tidak dapat memberikan kepastian tes," tutur Lely.

Dia menjelaskan bahwa pada 2021 ini BPPSDMP juga memperoleh informasi mengenai pelatihan di Korea, sehingga dilakukan inisiasi terkait pelatihan yang rencana dilakukan selama 90 hari itu.

Informasi terkait peluang ini juga telah disampaikan kepada 30 peserta pelatihan magang ke Jepang dan ada 28 peserta yang bersedia dan mendaftar atas kemauannya sendiri.

Dari 28 calon peserta itu, kata Lely, telah terpilih 12 peserta yang akan diberangkatkan ke Jakarta untuk memperoleh pembekalan dan persiapan bahasa.

"Kita semua berharap pandemi ini bisa segera usai, sehingga kita bisa memberangkatkan petani muda kita melakukan magang, baik ke Jepang  maupun di negara lainnya," pungkas Lely. (*/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler