PBNU: Jangan Salah Sasaran dalam Boikot Perusahaan Pro-Israel

Selasa, 03 Desember 2024 – 14:32 WIB
Ribuan santri menggelar aksi boikot produk-produk yang dianggap terafiliasi dengan Israel. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bidang pemberdayaan perekonomian, Dr. KH. Eman Suryaman, mengingatkan pentingnya ketepatan sasaran dalam gerakan boikot terhadap Israel.

Dia mengimbau umat Muslim Indonesia agar tidak salah langkah dengan menyasar perusahaan lokal yang mayoritas sahamnya dimiliki individu atau perusahaan Indonesia.

BACA JUGA: Setahun Fatwa MUI, Ribuan Santri Gelar Aksi Boikot Produk Israel

“Di media sosial belakangan ini, sejumlah pihak aktif mengampanyekan boikot produk keluaran perusahaan go public hanya karena sebagian kecil sahamnya dimiliki oleh investor asing tertentu. Yang seperti ini tidak tepat,” ujar Eman dalam diskusi publik bertajuk “Bulan Palestina & Sosialisasi Fatwa MUI” di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (30/11).

Eman menekankan bahwa masyarakat perlu memprioritaskan produk-produk perusahaan lokal yang mendukung ekonomi nasional daripada beralih ke produk asing yang mendukung Israel.

BACA JUGA: Gerakan Boikot Jangan Dimanfaatkan untuk Persaingan Bisnis

Dia menjelaskan, kebijakan Itjima Ulama MUI telah menetapkan kriteria perusahaan nasional yang produknya perlu diutamakan, yaitu perusahaan yang menggunakan bahan baku dalam negeri, tidak dimiliki asing secara mayoritas, dan mempekerjakan tenaga kerja nasional di level manajerial.

“Perusahaan publik memiliki peran besar dalam perekonomian nasional. Dengan go public, perusahaan dapat mengakses modal lebih besar untuk ekspansi, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan produksi. Hal ini berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional,” lanjutnya.

BACA JUGA: PBNU: Santri Harus Terus Berjuang untuk Kebaikan Negeri

Di sisi lain, Eman tetap mendorong umat Muslim untuk bersatu dalam memboikot produk-produk perusahaan multinasional asing yang mendukung Israel.

Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk dukungan nyata terhadap Palestina sekaligus protes atas kebijakan luar negeri negara-negara Barat yang pro-Israel.

Dalam kesempatan yang sama, Wasekjen MUI bidang hukum, Dr. KH. Ikhsan Abdullah, menyatakan bahwa boikot produk pro-Israel adalah bentuk solidaritas Muslimin untuk Palestina.

“Kehadiran kami di sini menunjukkan sikap mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel. Boikot adalah salah satu caranya,” tegasnya.

Nur Ikhwan Abadi dari Aqsa Working Group turut mendorong umat untuk tidak ragu dalam memboikot produk-produk pro-Israel.

“Fatwa sudah ada, tinggal kita laksanakan. Banyak alternatif produk pengganti yang dapat kita konsumsi selain produk-produk McDonald’s atau Aqua,” kata dia yang berharap gerakan boikot ini terus berlanjut dan mengakar di masyarakat.

Sukarelawan Mer-C, Farid Zanjabil Al Ayubi, menambahkan fakta mengenai dampak konflik di Jalur Gaza. Dia menyebutkan, jumlah korban syahid telah mencapai lebih dari 46.000 jiwa, dengan hampir 120.000 korban luka-luka.

“Dari 2,5 juta penduduk Gaza, hampir seluruhnya mengungsi, dengan perempuan dan anak-anak sebagai korban terbesar sebanyak 70%,” ungkapnya.(esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler