Hasyim Muzadi mengatakan sudah hampir lima tahun terakhir negeri ini dilanda bencana tiada henti
BACA JUGA: 49 Juta Pemilih tak Masuk DPT Pilpres
"Andai Pak Jusuf Kalla dan Pak Wiranto memimpin bangsa, tingkatkan ibadah dan taqarrub, mohon diringankan dari bencanaBACA JUGA: SBY Akan Siapkan Pidato Kekalahan
Rakyat besar hanya mengundang, tapi tidak melakukan," ungkap diaDia menilai, agama kini hanya dijalankan secara simbolis
BACA JUGA: KPU Akui Tak Mampu Perbaiki DPT
Tapi, di lain pihak, agama dirusak secara komprehensif"Pak JK, jaga paham ahlussunnah wal jamaah yang berdasar ajaran Walisongo dan kiai, bukan politik Islam yang dibawa dari luar negeri, bukan paham yang dibawa dari Barat," terangnya.Dia menuturkan, rakyat kini sangat menderitaKarena itu, dia mengimbau JK mencontoh Nabi Yusuf di Mesir ketika kekeringan, yakni melalui kejujuran, melaksanakan ibadah, memakan makanan halal dan memberantas orang-orang curang bermuka dua"Jangan Indonesia dibawa ke orang asingIndonesia untuk Indonesia," ujarnya
Ulama NU juga prihatin karena martabat Indonesia anjlok di mata seluruh dunia"TKI dan TKW digantung, diperkosa, serta ditipuKarena itu, pulihkan martabat Indonesia," tegasnya
Hasyim menambahkan, rakyat kini tercabik-cabik karena beberapa pemimpin sengaja memecah belah untuk kepentingan politik sesaatKarena itu, dia meminta JK-Wiranto menyatukan kembali rakyat Indonesia
Dia pun mengimbau kiai-kiai dan warga nahdliyin tidak berpangku tangan dengan alasan khitah NU"Saatnya kita kembalikan martabat umatJauhi kegiatan yang menghitung untungHanya yang tidak kuat puasa, dia mokel yang merugikan agama," tegasnya
Dia juga meminta NU bersatu setelah sekian lama bercerai-beraiSeruan tersebut sesuai dengan hasil bahtsul masail ulama-ulama pengasuh ponpes NU di Jawa Timur Mei laluRapat itu memutuskan untuk mendukung JK-WirantoSebab, JK satu-satunya capres yang menganut paham ahlussunnah wal jamaah seperti NU
Keputusan bahtsul masail tersebut ditandatangani 20 kiai terkemuka NU, termasuk sejumlah kiai khosAntara lain, KH Abdullah Faqih dari Ponpes Langitan di Tuban, KH Ubaidillah Faqih, KH Muchid Muzadi, KH Zainuddin Jazuli, KH Nurul Huda Jazuli, dan KH Khatib Umar
Selain mereka, ada KH Fawaid Asad, KH Sofyan Miftah, KH Kholil Asad, KH Mutawakkil Alallah, KH Achmad Subadar, KH Hisyam Syafaat, KH Abdullah Nafis, KH Sofyan Miftah, KH Anwar Mansyur, dan KH Miftahul Akhyar
Selain itu, ulama-ulama NU menilai dibutuhkan keutuhan masyayikh (pengasuh) ponpes agar perbedaan pilihan politik tidak sampai memutus tali silaturahmi antarulama, mencerai-beraikan umat, serta menurunkan haibah dan karisma ulama
Karena itu, ulama pengasuh pesantren sepakat memilih pemimpin yang memiliki kesamaan ideologis Islam ahlussunnah wal jamaah dan kader NU, tidak sekadar kesamaan agama
Mereka menilai, satu-satunya capres sekaligus kader NU hanya JKDia masih aktif sebagai mustasyar PW NU Sulawesi Selatan"Karena itu, para ulama sepakat memilih dan bertekad memenangkan JK-Wiranto," jelasnya.
Hasyim lantas menuturkan ada dukungan besar dari kalangan NU, sekalipun tidak totalDia menjelaskan, ada kalangan NU yang mendukung SBY dan Megawati"Namun, mayoritas kalangan NU memang mendukung JK-WirantoBagi kami, dukungan moral lebih penting, bukan populasi," ucapnya.
Rumah Islam Nusantara adalah museum kecil dalam kompleks Ponpes Tebuireng untuk mengenang jasa KH Hasyim Asyari dan KH Wahid Hasyim dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI(noe/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aviliani Puasa Bicara 3 Bulan
Redaktur : Tim Redaksi