PBNU Serukan Pilih JK

Kamis, 02 Juli 2009 – 11:33 WIB
DUKUNGAN ULAMA- Wapres Jusuf Kalla didampingi Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng KH salahuddin Wahid (kanan) dan para Kyai Khos NU dalam rangka silaturahmi dengan 1500 Kyai se-Jawa Timur. foto: SETWAPRES
JOMBANG- Di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jusuf Kalla (JK) mendapatkan sambutan hangat dari Ketua Umum PB NU Hasyim Muzadi dan sejumlah kiai khos NUJK hadir dalam acara peletakan batu pertama Rumah Islam Nusantara Hasyim Asyari di kompleks ponpes itu.

Hasyim Muzadi mengatakan sudah hampir lima tahun terakhir negeri ini dilanda bencana tiada henti

BACA JUGA: 49 Juta Pemilih tak Masuk DPT Pilpres

"Andai Pak Jusuf Kalla dan Pak Wiranto memimpin bangsa, tingkatkan ibadah dan taqarrub, mohon diringankan dari bencana
Selama ini, yang istighotsah hanya rakyat kecil

BACA JUGA: SBY Akan Siapkan Pidato Kekalahan

Rakyat besar hanya mengundang, tapi tidak melakukan," ungkap dia


Dia menilai, agama kini hanya dijalankan secara simbolis

BACA JUGA: KPU Akui Tak Mampu Perbaiki DPT

Tapi, di lain pihak, agama dirusak secara komprehensif"Pak JK, jaga paham ahlussunnah wal jamaah yang berdasar ajaran Walisongo dan kiai, bukan politik Islam yang dibawa dari luar negeri, bukan paham yang dibawa dari Barat," terangnya.

Dia menuturkan, rakyat kini sangat menderitaKarena itu, dia mengimbau JK mencontoh Nabi Yusuf di Mesir ketika kekeringan, yakni melalui kejujuran, melaksanakan ibadah, memakan makanan halal dan memberantas orang-orang curang bermuka dua"Jangan Indonesia dibawa ke orang asingIndonesia untuk Indonesia," ujarnya

Ulama NU juga prihatin karena martabat Indonesia anjlok di mata seluruh dunia"TKI dan TKW digantung, diperkosa, serta ditipuKarena itu, pulihkan martabat Indonesia," tegasnya

Hasyim menambahkan, rakyat kini tercabik-cabik karena beberapa pemimpin sengaja memecah belah untuk kepentingan politik sesaatKarena itu, dia meminta JK-Wiranto menyatukan kembali rakyat Indonesia

Dia pun mengimbau kiai-kiai dan warga nahdliyin tidak berpangku tangan dengan alasan khitah NU"Saatnya kita kembalikan martabat umatJauhi kegiatan yang menghitung untungHanya yang tidak kuat puasa, dia mokel yang merugikan agama," tegasnya

Dia juga meminta NU bersatu setelah sekian lama bercerai-beraiSeruan tersebut sesuai dengan hasil bahtsul masail ulama-ulama pengasuh ponpes NU di Jawa Timur Mei laluRapat itu memutuskan untuk mendukung JK-WirantoSebab, JK satu-satunya capres yang menganut paham ahlussunnah wal jamaah seperti NU

Keputusan bahtsul masail tersebut ditandatangani 20 kiai terkemuka NU, termasuk sejumlah kiai khosAntara lain, KH Abdullah Faqih dari Ponpes Langitan di Tuban, KH Ubaidillah Faqih, KH Muchid Muzadi, KH Zainuddin Jazuli, KH Nurul Huda Jazuli, dan KH Khatib Umar

Selain mereka, ada KH Fawaid Asad, KH Sofyan Miftah, KH Kholil Asad, KH Mutawakkil Alallah, KH Achmad Subadar, KH Hisyam Syafaat, KH Abdullah Nafis, KH Sofyan Miftah, KH Anwar Mansyur, dan KH Miftahul Akhyar

Selain itu, ulama-ulama NU menilai dibutuhkan keutuhan masyayikh (pengasuh) ponpes agar perbedaan pilihan politik tidak sampai memutus tali silaturahmi antarulama, mencerai-beraikan umat, serta menurunkan haibah dan karisma ulama

Karena itu, ulama pengasuh pesantren sepakat memilih pemimpin yang memiliki kesamaan ideologis Islam ahlussunnah wal jamaah dan kader NU, tidak sekadar kesamaan agama

Mereka menilai, satu-satunya capres sekaligus kader NU hanya JKDia masih aktif sebagai mustasyar PW NU Sulawesi Selatan"Karena itu, para ulama sepakat memilih dan bertekad memenangkan JK-Wiranto," jelasnya.

Hasyim lantas menuturkan ada dukungan besar dari kalangan NU, sekalipun tidak totalDia menjelaskan, ada kalangan NU yang mendukung SBY dan Megawati"Namun, mayoritas kalangan NU memang mendukung JK-WirantoBagi kami, dukungan moral lebih penting, bukan populasi," ucapnya.
 
Rumah Islam Nusantara adalah museum kecil dalam kompleks Ponpes Tebuireng untuk mengenang jasa KH Hasyim Asyari dan KH Wahid Hasyim dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI(noe/tof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aviliani Puasa Bicara 3 Bulan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler