PD-Golkar Naik, PPP-PKB Anjlok

Hasil Riset LSI pada September-Oktober

Jumat, 15 Oktober 2010 – 06:23 WIB

JAKARTA - Polarisasi dukungan publik terhadap partai politik (parpol) makin nyataHasil riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny J.A

BACA JUGA: DPR Bentuk Panja Bahan Pengawet

terbaru mencatat, preferensi terhadap Partai Demokrat (PD) dan Partai Golkar meningkat meninggalkan partai-partai lain.

Dukungan terhadap Demokrat naik dari 20,9 persen (hasil Pemilu 2009) menjadi 26,1 persen
Sedangkan Golkar naik dari 14,5 persen (hasil Pemilu 2009) menjadi 17,8 persen

BACA JUGA: Pro-Islah Somasi Muhaimin

"PDIP masih membayangi di bawah keduanya," kata peneliti LSI Barkah Pattimahu saat melansir hasil survei di Caf預isa, Jakarta, kemarin (14/10)
Dari hasil survei, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu justru turun sedikit dari 14,0 persen (hasil Pemilu 2009) menjadi 13,6 persen.

Menurut Barkah, kenaikan dukungan terhadap Demokrat dibanding hasil Pemilu 2009 lebih merupakan sisa euforia dukungan yang besar terhadap SBY sebagai ketua dewan pembina dalam Pilpres 2009 lalu

BACA JUGA: F-PDIP Minta Skandal Century Diusut

"Demokrat hanya mendapat efek dukungan," ujarnyaNamun, tambah dia, jika dibandingkan dengan tahap awal SBY menjadi presiden pada 2009, dukungan terhadap Demokrat saat ini sebenarnya justru merosotSesuai hasil Survei Nasional LSI Network pada akhir 2009 lalu, partai berlambang bintang Mercy itu sempat mendapat dukungan di atas 30 persen

Kenaikan dukungan terhadap Golkar, menurut Barkah, lebih banyak disebabkan naiknya pencitraan partai berlambang beringin itu di daerahDia menilai, sebagai partai yang paling banyak memenangkan even pilkada sepanjang 2009?2010, mesin partai terus menggeliat satu tahun terakhirApakah ini terus berlanjut hingga Golkar bisa menyalip Demokrat? "Terlalu dini untuk bisa menyimpulkan bisa atau tidaknya," ujar Barkah.

Namun, tambah dia, potensi tersebut tetap ada dilihat dari sejarah partai yang memang memiliki tingkat kelembagaan kukuh hingga ke daerah"Selain itu, ada faktor ketua umumPopularitas SBY maupun Megawati sudah tingkat optimum, sedangkan Ical (Aburizal Bakrie, Red) belum optimumJika bisa dinaikkan, suara partai mungkin juga bisa terdongkrak naik," paparnya.

Di survei LSI kali ini juga terekam bahwa mayoritas publik (73,8 persen) menganggap jumlah partai yang ada sekarang terlalu banyakHanya sekitar 7,9 persen yang menganggap jumlah partai cukup sedikit, sedikit, dan terlalu sedikit

Selanjutnya, 59,8 persen pemilih berharap jumlah partai tak lebih dari limaDi bagian lain, agar sistem kepartaian menjadi lebih sederhana, mayoritas (82,4 persen) ingin ada pembatasan sistematis yang dibenarkan nilai demokrasi"Kalau sentimen publik itu dijadikan sandaran membangun sistem kepartaian baru, jumlah partai dipastikan berkurang drastis," ujar BarkahSaat ini berkembang keinginan kuat di internal parlemen untuk menerapkan parliamentary threshold (ambang batas kursi di parlemen) setidaknya 5 persen.

Sesuai hasil survei, jika aturan tersebut diterapkan, hanya lima partai yang bertahanHanya dua partai menengah yang lolos, yakni PKS dan PANDua partai itu di luar Demokrat, Golkar, dan PDIP"Empat partai lain, untuk sementara, harus rela meninggalkan gelanggang," ujarnyaSurvei yang dilaksanakan akhir September sampai awal Oktober 2010 itu melibatkan 1.000 responden yang berasal dari 33 provinsiWawancara dilakukan secara tatap muka dengan sistem multistage random samplingMargin of error plus minus 3,2 persen

Sementara itu, PKB, salah satu partai yang diprediksi terlempar dari Senayan, tidak terlalu menanggapi isi survei tersebutKetua DPP PKB Hanif Dhakiri menyatakan, ada sejumlah variabel yang tidak dimasukkan dalam survei terbaru LSI itu"Variabel kemenangan kami di pilkada, proses islah, tidak masuk dalam pertimbangan itu," kata Hanif.

Jika berdasar data pilkada, setidaknya ada kenaikan kemenangan PKBSaat ini PKB sudah memenangi 37 pilkada kabupaten/kotaJumlah itu lebih banyak daripada kompetitor, seperti PAN, PPP, termasuk PKS"Di Jatim kami sudah memenangkan 11 pilkada," ujarnya.

Menurut Hanif, PKB tidak merasa waswas dengan isu kenaikan PT menjadi lima persenPKB hanya ingin mendorong tetap terwujudnya sistem presidensialisme dan multipartai"Variabel multipartai sederhana adalah tidak sampai lima persenKalau lima persen ke atas, itu bukan sederhana lagi," jelasnya(dyn/bay/c2/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berharap Timur Sehebat Hoegeng


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler