jpnn.com, NGAWI - Debit air PDAM Gentong, Paron, Ngawi, Jatim yang selama ini diandalkan untuk memasok air bersih kepada warga terdampak kekeringan telah menyusut.
Di antara empat keran pengisian, tinggal dua yang bisa dinyalakan.
BACA JUGA: Kekeringan di Ngawi, Warga Beli Air Bersih di Sendang
Kondisi itu mengakibatkan antrean mobil tangki tujuan dalam maupun luar Ngawi tak bisa dihindari.
''Sudah beberapa bulan airnya kecil seperti ini,'' kata Tukimun, petugas pengisian air PDAM Gentong, kepada Radar Ngawi.
BACA JUGA: Pemerintah Siapkan Rp 50 Miliar untuk Suplai Air Bersih
Dia mengungkapkan, selama ini air bersih PDAM Gentong tidak hanya didistribusikan ke 30 desa Ngawi berstatus kekeringan kritis.
Tetapi, air juga dipasok ke luar daerah. Di antaranya, Bojonegoro, Blora, dan Cepu.
BACA JUGA: Bertambah, 13 Desa Alami Kekeringan
''Sejumlah warga juga kulakan air dari sini,'' ungkapnya.
Tukimun mengatakan, aliran air mulai mengecil empat bulan lalu. Belakangan kondisi tersebut bertambah parah.
''Biasanya bisa empat keran sekaligus. Sekarang dinyalakan dua keran saja lamanya minta ampun,'' tuturnya.
Diakui, tidak ada alat ukur penghitung volume air yang tersisa. Namun, dia memperkirakan persediaan air bersih turun hingga 60 persen.
Penghitungan itu berdasar rentang waktu pengisian. ''Dalam kondisi normal, satu mobil tangki membutuhkan waktu tidak lebih dari 10 menit. Sekarang dinyalakan dua saja bisa setengah jam baru penuh,'' urainya.
Menurut Tukimun, mobil tangki kapasitas 8.500 liter paling banyak mengisi air di PDAM Gentong.
Selama kemarau ini sehari rata-rata seratus 100 mobil tangki yang menyedot air dari PDAM itu.
''Selain untuk kebutuhan lokal, banyak yang dikirim ke luar daerah,'' papar Tukimun, lantas mengungkapkan bahwa tarif sekali pengisian Rp 35 ribu.
Dampak menyusutnya debit air PDAM Gentong juga dirasakan Bayu Irwanto, salah seorang sopir mobil tangki.
Warga Desa Gentong, Paron, itu mengatakan bahwa pada hari biasa dirinya bisa enam kali mengambil air untuk dipasok ke beberapa daerah.
Namun, kini hanya dua kali. ''Waktu habis untuk menunggu antrean ngisi. Apalagi kalau harus kirim jauh seperti ke Bojonegoro, tidak mendapat apa-apa jadinya,'' ujar Bayu. (mg8/isd/c4/end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Jiwa Krisis Air Bersih di Sini
Redaktur & Reporter : Natalia