PDIP: Ahok Tipe Berani Mati, Bukan Mental Gerombolan

Selasa, 25 Oktober 2016 – 09:38 WIB
Eva Sundari. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari tidak terima jagoannya di Pilgub DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok dicap pengecut.

Menurut dia, selama ini Ahok sudah membuktikan tak gentar berhadapan dengan masalah apapun. Mantan bupati Belitung Timur itu, lanjut Eva, juga bukan orang yang hanya berani karena ada bekingan.

BACA JUGA: Firman Utina dan Agnes Tewas Tenggelam

"Ahok itu tipe berani tarung, berani mati. Bukan tipe beraninya gerombolan. Jadi tuduhan (Ahok) pengecut, salah banget," kata Eva kepada redaksi RMOL, Senin malam (24/10).

Hal itu disampaikannya menanggapi spekulasi sejumlah pihak soal langkah Ahok menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara sebelum berangkat ke Bareskrim kemarin. 

BACA JUGA: Dua Tabung Terisi Penuh, Bau Gas Masih Menyengat di Lokasi Pizza Hut

Ada yang menyebut Ahok sengaja melakukan hal itu karena takut bakal ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.

Menurut Eva, Ahok menemui Presiden Jokowi memang untuk berpamitan lantaran dia bakal cuti kampanye.

BACA JUGA: FPI Cs Rencanakan Demo Susulan, Ini Saran Politikus PKB untuk Bareskrim

Selain itu, masih kata Eva, Ahok juga melaporkan hal-hal penting terkait pemerintahan sebelum dialihkan ke pelaksana tugas (plt).

"Sama sekali tidak ada kaitannya dengan Bareskrim," kata Sekretaris Badiklat Pusat DPP PDI Perjuangan itu.

Anggota Komisi XI DPR RI itu pun memastikan bila Presiden Jokowi tidak ikut campur dalam kasus hukum Ahok.

Sebelumnya, Kordinator Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I), Tom Pasaribu menyebut Gubernur Ahok pengecut.

Pasalnya, Ahok sebelum mendatangi Bareskrim Polri untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan penistaan agama dan penghinaan ulama, dia lebih dahulu menemui Presiden Jokowi di Istana Negara.

"Ngapain Ahok ke Istana sebelum diperiksa Bareskrim. Kalau alasannya cuti, buat saya terlalu remeh. Yang betul Ahok nggak punya nyali, makanya minta perlindungan Presiden dalam kasus Almaidah," kata Tom di kediaman Ali Sadikin di Jalan Borobudur Nomor 2, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/10) kemarin. (rmol/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Pungli, Pemprov DKI Bakal Manjakan Juru Parkir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler