jpnn.com - JAKPUS – Keputusan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang tidak memilih Ketua DPD PDIP DKI Boy Bernadi Sadikin sebagai wakil gubernur (Wagub) mendapat reaksi keras. Jajaran pengurus DPD PDIP DKI langsung merapatkan barisan untuk melawan Ahok. Bahkan, mereka mengancam mencabut dukungan kepada Ahok.
Wakil Sekretaris DPD PDIP Jakarta Denny Iskandar mengungkapkan, jika Ahok bersikeras tidak memilih Boy sebagai Wagub DKI, bisa dipastikan dia akan mempunyai musuh baru di DPRD DKI. ’’Kami bisa menjadi ancaman besar di DPRD. Sebab, kami memiliki kursi paling banyak, 28 kursi,’’ tegasnya kepada Jawa Pos di DPRD DKI Jumat (28/11).
BACA JUGA: Tjahjo Ingatkan Ahok soal Asal Usul
Denny mengingatkan, Boy mendapat dukungan dari seluruh pengurus PDIP, mulai ranting sampai DPD. Bahkan, DPP pun merekomendasikan nama Boy Bernadi Sadikin. Jika Ahok menafikan dukungan tersebut, seluruh kader PDIP bakal terluka.
’’Jangan pernah melukai banteng (PDIP, Red). Kalau itu dilakukan Ahok, penarikan dukungan politik terhadapnya pasti disetujui DPP,’’ ucap dia.
BACA JUGA: Bursa Cawagub Memanas, Dukung Boy Dampingi Ahok
Partainya, kata Denny, sangat memahami bahwa Perppu 1/ 2014 memberikan kewenangan kepada Ahok untuk memilih wakilnya. Namun, dia meminta Ahok tidak melupakan sejarah. Bagaimanapun, lanjut dia, PDIP adalah partai yang mengantarkan Ahok menjadi Wagub pada 2012.
Sementara itu, sejumlah pentolan Koalisi Merah Putih (KMP) DKI memiliki sikap berbeda terkait dengan kursi Wagub. Ketua Presidium KMP Jakarta Muhamad Taufik mendesak Ahok konsisten menerapkan Perppu 1/2014. Sesuai perppu itu, pemilihan Wagub menjadi wewenang Ahok. ’’Partai mana pun tidak boleh menekan Ahok, ikuti aturan saja,’’ tegasnya.
BACA JUGA: KPK Mulai Teliti Kekayaan Ahok
Taufik menuturkan, kursi Wagub bukan jatah parpol tertentu. Semua orang berkesempatan menjadi Wagub jika dipilih Ahok. ”Bahkan, wartawan pun boleh asalkan bisa membuat Ahok nyaman membangun DKI,’’ ujar pria yang juga wakil ketua DPRD DKI itu.
Pernyataan berbeda diungkapkan Bendahara KMP DKI Triwisaksana. Dia terang-terangan mendukung Boy menjadi Wagub. Dia yakin putra mantan Gubernur DKI Ali Sadikin itu bisa membantu membenahi Jakarta. Apalagi Boy pernah menjabat wakil ketua DPRD.
’’Boy sangat mengerti peta politik di Jakarta. Dia bisa menjembatani dewan dengan eksekutif,’’ bebernya.
Ancaman PDIP tersebut ditanggapi enteng oleh Ahok. Dia tidak mempersoalkan seandainya kader-kader PDIP di DPRD memusuhinya karena tidak memilih Boy. Menurut Ahok, setiap pilihan politik pasti memicu risiko politik. Namun, dia menegaskan bahwa sosok Wagub yang dipilihnya sesuai dengan kebutuhan Jakarta.
Ahok juga mengatakan bahwa hubungannya dengan Boy hingga saat ini baik-baik saja. Karena itu, dia meragukan ancaman PDIP. ”Saya nggak bilang Pak Boy itu nggak baik lho. Dia baik. Cuma, kalau ada yang terbaik, kenapa nggak pilih yang terbaik itu,” tegas dia di balai kota kemarin.
Ahok menyatakan telah menyerahkan tiga nama calon Wagub kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Di antara tiga nama tersebut, ternyata tidak ada nama Boy. Mereka adalah Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUP2) Sarwo Handayni, mantan Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono, dan mantan Wali Kota Blitar Djarot Saeful Hidayat.
Dia meminta pertimbangan kepada Megawati karena putri presiden pertama RI itu dianggapnya sebagai orang tuanya dalam dunia perpolitikan. ”Ibarat orang mau nikah, emak (Megawati) harus tau dan merestui, setuju yang mana (di antara tiga nama itu),” kata Ahok.
Setelah Megawati menentukan pilihan, Ahok akan menyerahkan nama tersebut kepada Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk disahkan sebagai Wagub.
Menurut informasi yang diterima Ahok, Peraturan Pemerintah (PP) tentang Perppu 1/2014 diterbitkan kemarin. Karena itu, nama yang direstui Megawati akan diserahkannya pada Selasa (2/12). Namun, hingga kemarin Ahok belum menerima jawaban dari Megawati soal nama Wagub yang direstui.
Meski begitu, Ahok tidak terlalu khawatir. Sebab, batas penyerahan nama calon Wagub ke Kemendagri adalah 5 Desember. Dia berharap Megawati memilih orang yang terbaik. ”Dari dulu saya konsisten dengan orang-orang ini (Sarwo, Bambang, dan Djarot), Ibu Mega tahu itu kok,” ujarnya.
Menurut Ahok, Megawati tidak mempersoalkan meski dia tidak mengusulkan nama Boy sebagai Wagub. ”Ibu (Megawati) ngerti saya kok, nggak masalah (tidak pilih Boy),” tegas dia.
Sebelumnya, Wasekjen PDIP Ahmad Basarah juga sudah mengeluarkan pernyataan keras. Dia memastikan bahwa PDIP telah menunjuk Boy Sadikin sebagai pendamping Ahok.
Dia mengatakan, jika Ahok ngotot menolak pilihan PDIP, maka sama halnya membuat kecewa partai banteng mulut putih itu.
"Jika tidak mengakomodir Boy sebagai wagub, dia (Ahok) menimbulkan masalah politik yang serius dengan Fraksi PDIP di DKI Jakarta," ujar Ahmad Basarah.
Dikatakan, Boy merupakan pilihan PDIP karena dianggap sebagai sosok yang tepat mendampingi Ahok. Karena itu, ditegaskan lagi, Ahok menyakiti hati keluarga besar PDIP jika sampai menolak Boy.
Ahmad Basarah juga tidak menampik kemungkinan partainya mencabut dukungan ke Ahok jika dia menolak nama Boy yang diusulkan PDIP.
"Tidak menutup kemungkinan dukungan politik kepada Ahok di DPRD DKI Jakarta akan kami cabut," ujar Basarah.
Dia pun mengingatkan Ahok bahwa terpilihnya dia menjadi wagub DKI dan selanjutnya naik posisi menjadi gubernur, karena peran besar PDIP.Ahok diingatkan agar tidak melupakan hal itu.(riz/fai/co1/oni/dwi/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Wagub DKI, Ahok Pastikan Megawati tak Intervensi
Redaktur : Tim Redaksi